50 Remaja LDII Kota Banjarbaru Ikuti Pelatihan Pembuatan Tempe Higienis
50 Remaja LDII Kota Banjarbaru Ikuti Pelatihan Pembuatan Tempe Higienis—Tempe, makanan fermentasi khas Indonesia, terbuat dari kedelai yang diolah menggunakan jamur Rhizopus. Proses ini menghasilkan bahan pangan padat yang mudah diolah dan kaya nutrisi.
Selain kedelai, tempe juga dapat dibuat dari kacang-kacangan atau biji-bijian lainnya, menjadikannya pilihan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pangan.
Berbagai penelitian, termasuk dari Harvard T.H. Chan School of Public Health dan American Journal of Clinical Nutrition, menunjukkan bahwa tempe memiliki manfaat kesehatan yang luar biasa.
Kandungan isoflavon, vitamin B, kalsium, serta probiotik alami di dalamnya memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan tulang, pencernaan, dan pengendalian gula darah.
Tempe juga dikenal mampu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan menjaga kadar gula darah tetap stabil, sehingga mendukung pencegahan berbagai penyakit kronis.
Sebagai sumber protein nabati yang lengkap, tempe sangat baik untuk menunjang kebutuhan gizi, terutama bagi vegetarian atau vegan.
Lebih dari itu, tempe juga dianggap sebagai pilihan yang berkelanjutan untuk mengurangi dampak lingkungan akibat konsumsi protein hewani. Proses fermentasi tempe memecah senyawa anti-nutrisi, seperti asam fitat, sehingga nutrisinya lebih mudah diserap tubuh.
Sebagai makanan lokal dengan potensi global, tempe tidak hanya menjadi andalan gizi tetapi juga peluang bisnis yang menjanjikan. Pelatihan produksi tempe kini semakin populer, membuka jalan bagi masyarakat untuk memberdayakan ekonomi sekaligus mendukung ketahanan pangan berbasis lokal.
Seperti yang sudah berlangsung di Kota Banjarbaru, terdapat puluhan orang remaja LDII mencoba mengenal dan belajar mengolah tempe.
50 Remaja LDII Kota Banjarbaru Ikuti Pelatihan Pembuatan Tempe Higienis
Sebanyak 50 remaja dari DPD LDII Kota Banjarbaru mengikuti pelatihan pembuatan tempe yang higienis dan ramah lingkungan. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu (23/11) dengan menggandeng Rumah Tempe Asli H.B Banjarbaru sebagai mitra pelatihan.
H. Sugiman, pembina remaja LDII sekaligus pendamping pelatihan, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk membekali para remaja dengan keterampilan yang relevan, sekaligus menanamkan kedisiplinan, kemandirian, dan wawasan tentang dunia kerja.
“Alhamdulillah, melalui pelatihan ini, generasi muda dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya di bidang usaha. Harapannya, mereka mampu bersaing di dunia bisnis secara profesional dan tidak terlalu bergantung pada orang lain,” ungkapnya.
Dalam pelatihan, para peserta diperkenalkan dengan seluruh tahapan pembuatan tempe, mulai dari pengolahan kedelai hingga pengemasan. Proses produksi di Rumah Tempe Asli H.B menekankan aspek kebersihan dan higienitas, seperti penggunaan alat stainless steel, mesin giling modern, dan prosedur pengemasan otomatis dengan standar keamanan yang tinggi.
“Proses pembuatan tempe kami dilakukan dengan dua kali perebusan, perendaman selama dua hingga delapan jam, dan fermentasi dengan peralatan standar. Para pegawai juga dilengkapi APD untuk menjaga higienitas produk,” jelas Depi, perwakilan dari Rumah Tempe Asli H.B.
Ia berharap, materi yang disampaikan dalam pelatihan ini dapat diaplikasikan oleh para peserta di masa mendatang.
“Kami berharap para generasi muda dapat memahami proses ini dengan baik dan mempraktikkannya di kemudian hari,” tambahnya.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama antara generasi muda LDII dan Rumah Tempe Asli H.B, sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal dengan mengurangi ketergantungan pada produk impor.