Agus Muharam Tekankan Peran Dai dan Daiyah dalam Menjaga Kesejukan dan Netralitas Politik di Diklat LDII Kabupaten Bandung—DPD LDII Kabupaten Bandung sukses menyelenggarakan Diklat Dai dan Daiyah di GSG Baitul Manshurin, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, pada Rabu, 11 September 2024. Acara ini diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari juru dakwah laki-laki dan perempuan dari seluruh kecamatan di Kabupaten Bandung.
Empat lembaga—Kesbangpol Kabupaten Bandung, Kemenag Kabupaten Bandung, Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung, dan MUI Kabupaten Bandung—memberikan pembekalan dalam diklat ini.
Ketua DPW LDII Jawa Barat, drg. H. Dicky Harun, Sp.Ort, turut hadir sebagai tamu undangan. Dalam sambutannya di pagi hari (Rabu, 11/9), Dicky menekankan pentingnya dakwah yang menyejukkan dan penuh toleransi di tengah masyarakat yang beragam.
“Dakwah harus membawa kesejukan dan toleransi, itulah yang kami sebut sebagai green dakwah,” ungkapnya.
Dicky juga mengingatkan para peserta tentang bahaya radikalisme dengan merujuk pada peristiwa 23 tahun yang silam; 11 September 2001. Beliau berharap momen 11/9 diklat ini menjadi bekal para dai dan daiyah dalam menambah wawasan kebangsaan dalam rangka mencegah radikalisme dan menjadi pendakwah yang menyejukkan.
Agus Muharam Tekankan Peran Dai dan Daiyah dalam Menjaga Kesejukan dan Netralitas Politik di Diklat LDII Kabupaten Bandung
Di sore hari, Ketua DPD LDII Kabupaten Bandung, Dr. H. Agus Muharam, M.M., hadir dan berkesempatan memberikan arahan kepada semua peserta serta jajaran pengurus LDII yang mengikuti rangkaian acara sejak pagi.
Beliau menekankan pentingnya pembekalan ini dalam konteks situasi politik, menurutnya tujuan utama pembekalan adalah untuk membentuk dai dan daiyah yang mampu berperan sebagai penengah, bukan provokator atau penyebar fitnah, demi menjaga kelancaran pesta demokrasi di Kabupaten Bandung.
“LDII berkomitmen menyatukan langkah agar pesta demokrasi berjalan dengan baik,” kata Agus.
Ia berharap pelatihan ini akan membantu masyarakat mencegah radikalisme dan hoaks menjelang Pilkada 2024, serta memperkuat komitmen LDII Kabupaten Bandung untuk menciptakan Pilkada yang damai dan demokratis.
Di hadapan media, Agus juga menjelaskan bahwa LDII memberikan pembekalan terkait wawasan kebangsaan dan keagamaan.
“Saat ini kita mengenal dan berupaya melaksanakan moderasi beragama, jadi kami membekali mereka agar mampu berdakwah secara menyejukkan dan tidak meresahkan umat. Mereka juga perlu memahami situasi di lapangan agar tidak terjebak oleh kepentingan yang tidak perlu,” ujarnya.
Agus menegaskan bahwa LDII tidak berafiliasi dengan partai politik mana pun.
“Kami bersifat netral aktif, artinya kami tetap menjaga hubungan baik dengan semua kalangan. Namun, daya kritis para dai, daiyah, dan pengurus LDII akan terus diuji oleh dinamika Pilkada. Kita harus melihat rekam jejak dan kinerja calon, bukan sekadar janji-janji manis,” tegasnya.
“Sebagai Ketua LDII, saya tidak mendukung siapa pun secara khusus. Setiap orang memiliki kedewasaan berpikir, dan inilah yang kami titipkan kepada mereka. Harapannya, kontribusi mereka di lapangan nanti bisa berdampak positif bagi masyarakat,” tambah Agus.
“Diklat ini memberikan pembekalan dan sudah menjadi program tahunan LDII, dan setiap tahun kami melibatkan peserta baru. Kami memiliki dai dan daiyah baru yang kami tempatkan di setiap kecamatan se-Kabupaten Bandung,” tutup beliau.