Agustina Wilujeng Kunjungi LDII Semarang: Diskusi Efektivitas Pancasila dan Solusi Kesejahteraan Masyarakat—Calon Wali Kota Semarang yang diusung PDI Perjuangan, Agustina Wilujeng, berkunjung ke sekretariat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk menambah dukungan, tetapi lebih jauh lagi, mendiskusikan langkah-langkah efektif untuk kesejahteraan masyarakat.
Ketua LDII Jawa Tengah, Prof. Singgih, didampingi Wakil Ketua LDII Jateng Sunardi Joko Santoso, Ketua LDII Kota Semarang Suhindiyo, dan para pengurus lainnya, menyambut baik kedatangan Agustina Wilujeng. Sementara itu, dari pihak PDI Perjuangan turut hadir Kadarlusman dan Supriyadi, yang juga dikawal oleh Gus Iwan dari Pagar Nusa.
Dalam sambutannya, Agustina Wilujeng menyatakan bahwa ia sedang “berbelanja” masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Sebagai organisasi kemasyarakatan, LDII pasti sering menerima berbagai keluhan dan memahami problematika yang dihadapi masyarakat.
Pertemuan ini juga menyoroti pentingnya implementasi Pancasila. Prof. Singgih menegaskan bahwa Pancasila belakangan ini hanya menjadi “kosmetik politik” tanpa pelaksanaan yang nyata, dan sering kali disederhanakan.
Di tengah diskusi, Prof. Singgih juga menjelaskan bahwa Agustina Wilujeng sudah terbiasa dengan pendekatan ilmiah dalam mengatasi masalah.
“Mbak Agustin adalah salah satu bimbingan doktor saya yang menyelesaikan studi dengan cepat. Penelitiannya mengangkat isu ketahanan pangan dan pembangunan manusia. Dia terbiasa menggunakan metodologi ilmiah dan akademis dalam merumuskan masalah dan menemukan solusinya,” ungkap Prof. Singgih.
Agustina Wilujeng Kunjungi LDII Semarang: Diskusi Efektivitas Pancasila dan Solusi Kesejahteraan Masyarakat
Sementara itu, Ketua LDII Kota Semarang, Suhindiyo, menyampaikan bahwa intoleransi masih menjadi ancaman bagi kehidupan bernegara. Menurutnya, intoleransi tidak hanya terkait dengan agama, tetapi juga pemikiran.
“Saya berharap Semarang, sebagai kota yang dikenal dengan toleransi yang tinggi, bisa terus dijaga dan dirawat,” ujarnya.
Suhindiyo juga menekankan pentingnya tidak ada diskriminasi terhadap orang-orang yang memiliki pemikiran berbeda dengan pemerintah. Menurutnya, pemikiran yang tidak seragam tetap memiliki hak untuk dikemukakan, baik berupa pujian maupun kritik.
Agustina Wilujeng dalam tanggapannya menegaskan bahwa manusia yang mengamalkan Pancasila harus berani menolak kesewenang-wenangan, menghindari sikap “aji mumpung”, dan menjauhi keserakahan.
“Jika sepakat dengan Pancasila, maka kita harus berani menolak kesewenang-wenangan,” ujar Agustina.
Ia juga menambahkan bahwa jika masalah sudah diidentifikasi dengan baik, akan lebih mudah untuk mengajak masyarakat berkolaborasi dalam mencari solusi. “Saat ini bukan zamannya lagi sekadar mengajak masyarakat untuk memilih pemimpin. Harus ada edukasi untuk memilih pemimpin yang paham masalah,” katanya.
Agustina juga mengkritik para calon pemimpin yang hanya menyampaikan visi dan misinya tanpa memahami persoalan masyarakat. Menurutnya, budaya ilmiah, riset, dan dialog menjadi semakin mendesak saat ini agar masyarakat tidak hanya mendapatkan pemimpin hasil pencitraan.