Bambang Sukmawijaya: Pentingnya Wawasan Kebangsaan dalam Membekali Da’i Da’iyah LDII Melawan Hoaks—Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) bersama Kesbangpol Kabupaten Bandung, Rumah Moderasi Beragama UIN Sunan Gunung Djati, MUI Kabupaten Bandung, dan Kemenag Kabupaten Bandung menggelar Diklat Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan Da’i Da’iyah.
Acara yang menghadirkan 200 Da’i Da’iyah yang berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung ini berlangsung pada Rabu pagi (11/9) di Aula Baitul Manshurin, Cinunuk, Cileunyi, Kabupaten Bandung. Drs. Bambang Sukmawijaya, M.Si., selaku Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung berkesempatan membuka acara.
Dalam kesempatan itu, beliau menyampaikan sambutan dari Bupati Bandung sekaligus memulai Pendidikan dan Pelatihan Wawasan Kebangsaan serta Keagamaan bagi Da’i dan Da’iyah LDII Kabupaten Bandung.
Bambang Sukmawijaya dalam sambutannya—menyinggung pentingnya Pilkada yang akan segera digelar. Ia berpesan agar LDII tidak hanya memiliki wawasan kebangsaan yang luas, tetapi juga mampu menyebarkan wawasan tersebut di tengah-tengah masyarakat.
“Harapan kami, LDII mampu menjadi organisasi pemersatu, berkolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, serta berkreasi untuk menyukseskan Pemilukada 2024 yang akan datang,” tegas Bambang.
Bambang Sukmawijaya: Pentingnya Wawasan Kebangsaan dalam Membekali Da’i Da’iyah LDII Melawan Hoaks
Pagi itu, Bambang melakukan penyematan pin emas berlogo LDII sebagai tanda resmi dimulainya Diklat Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan Da’i Da’iyah LDII Kabupaten Bandung. Dalam proses penyematan pin, Samsul Bahri, S.H., M.H., yang merupakan salah satu perwakilan peserta, menerima pin tersebut dari Bambang.
Pembekalan ini dipandang sangat penting oleh pemerintah, karena para dai memegang peran besar dalam mendidik masyarakat. Kesbangpol mengapresiasi diklat tersebut, mengingat LDII merupakan organisasi yang mandiri dan memiliki delapan program kontribusi, salah satunya di bidang kebangsaan.
“Dengan diklat ini, LDII membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat, sehingga tercipta kondisi yang kondusif. Hal ini sangat penting, karena jika daerah aman dari konflik sosial, pemerintah dapat fokus membangun dan menjaga kesejahteraan masyarakat,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa kolaborasi ini sangat penting untuk mencegah potensi konflik sosial di wilayah yang sangat beragam.
“Kita hidup dalam masyarakat yang beragam, bukan hanya dengan kelompok tertentu. Oleh karena itu, kolaborasi ini sangat penting, mengingat negara menjamin kebebasan beragama. Potensi konflik sosial di Kabupaten Bandung cukup tinggi akibat populasi yang besar. Dengan bekerja sama dan membekali para dai dan daiyah dengan wawasan kebangsaan, kita dapat mencegah masalah sebelum terjadi,” jelas Bambang.
Dengan demikian, diklat ini dapat memberikan pemahaman yang lebih luas kepada para dai dan daiyah, sehingga mereka mampu memilah dan memilih informasi yang benar di tengah maraknya isu yang beredar. “
Melalui wawasan kebangsaan ini, para dai dan daiyah akan lebih kritis terhadap informasi, terutama yang berupa hoaks,” tambah Bambang.
Di akhir sambutannya, Bambang mengungkapkan harapannya agar kolaborasi antara pemerintah dan dai-daiyah dapat memperkuat misi bersama dalam mendidik umat, khususnya generasi muda. Selain itu, kolaborasi ini harapannya, dapat menjaga stabilitas dan ketertiban sosial di Kabupaten Bandung.