Cece Hidayat: Pentingnya Rasa Syukur dan Kebanggaan Menjadi Warga Indonesia—Mengawali kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Wawasan Kebangsaan serta Keagamaan Da’i Da’iyah LDII Kabupaten Bandung, H. Jaswadi, S.S., selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Diklat memberikan pidato laporan kegiatan pada Rabu, 9 September 2024 di Aula Baitul Manshurin, Cinunuk, Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Jaswadi mengapresiasi semua narasumber yang dengan antusias hadir dan siap memberikan materi bermanfaat bagi para peserta, khususnya dai dan daiyah LDII Kabupaten Bandung.
Para narasumber yang beliau maksud antara lain Badan Kesbangpol Kabupaten Bandung, MUI Kabupaten Bandung, Rumah Moderasi Beragama UIN SGD, dan Kemenag Kabupaten Bandung.
Kepada insan pers, Jaswadi menegaskan, “Masyarakat Indonesia terkenal dengan moderasi beragama yang dinamis. Salah satu tujuan kegiatan diklat ini adalah agar para da’i dan da’iyah memiliki mindset yang benar terkait strategi membangun masyarakat Indonesia, khususnya Kabupaten Bandung dalam menjalankan misi berdakwah,” tegasnya.
“Secara internal, para da’i dan da’iyah telah lulus uji kompetensi membaca Al-Qur’an dan Al-Hadits. Namun, mengingat misi mereka harus selalu dijalankan dalam situasi kondusif, mereka juga perlu dibekali dengan konsep green dakwah,” ungkapnya.
“Mereka harus menyejukkan, jangan sampai memojokkan atau menyalahkan, tapi harus mendukung masyarakat di sekelilingnya,” imbuh Jaswadi.
Bersama-sama MUI, Kemenag, Kesbangpol, dan Rumah Moderasi Beragama UIN SGD, para da’i dan da’iyah LDII mendapat pendidikan dan pelatihan sehingga mampu bermasyarakat dengan baik.
Cece Hidayat: Pentingnya Rasa Syukur dan Kebanggaan Menjadi Warga Indonesia
Dalam memulai materinya, Cece Hidayat mengungkapkan rasa syukurnya atas situasi saat ini. Beliau mengajak audiens untuk bangga menjadi bagian dari Indonesia
“Kita bersyukur berada di Indonesia dengan berbagai macam perbedaan dan keberagaman, namun masih dapat hidup dengan damai. Hal ini berbeda dengan negara-negara di Arab dan sekitarnya, atau Uni Eropa,” ucapnya.
Cece menambahkan, Indonesia bukan negara sekuler maupun negara agama, melainkan negara yang dibangun atas dasar pluralisme dengan ideologi Pancasila.
“Salah satu faktor terwujudnya persatuan dan kesatuan di Indonesia adalah moderasi beragama, yaitu perilaku keagamaan yang tidak ekstrem dan berada di tengah-tengah pluralitas,” tegas Cece.
Cece Hidayat merasa senang dan bersyukur bahagia atas inisiatif dari DPD LDII Kabupaten Bandung sukses menyelenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Wawasan Kebangsaan serta Keagamaan Da’i Da’iyah LDII Kabupaten Bandung.
“Alhamdulillah, pagi ini (Rabu, 11/9), saya merasa sangat bangga dan bahagia dapat menghadiri serta menjadi narasumber dalam diklat da’i dan da’iyah LDII Kabupaten Bandung,” ujar Cece.
“Saya yakin, para da’i dan da’iyah ini akan menjadi ujung tombak di masyarakat, menyampaikan ajaran Islam dengan bahasa yang baik, aman, dan nyaman. Tentu, saya berharap ini akan membawa kesejukan bagi masyarakat,” tutupnya.
Serba Serbi Diklat Da’i Da’iyah LDII Kabupaten Bandung
Ada hal menarik dalam sesi pemaparan yang disampaikan oleh Kepala Kemenag Kabupaten Bandung, KH. Dr. H. Cece Hidayat, M.Si. Di pertengahan sesi, Cece menguji hafalan Pancasila dari peserta Diklat, dan di luar dugaan, beliau menghadiahi peserta uang tunai 100 ribu karena berhasil menghafal Pancasila dengan tepat.
“Kenapa saya rela memberi hadiah 100 ribu? Saya kagum, karena hingga hari ini masih ada pejabat publik yang tidak hafal Pancasila,” ungkapnya.
Hj. Euis Rohimah, S.Pd. merupakan salah seorang dari rombongan Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) yang menjadi peserta diklat da’i da’iyah LDII Kabupaten Bandung.