Berita Baik LDIIPC LDII Jatinom

Kolaborasi PC LDII Jatinom dan Es Teh Ndeso untuk Pemberdayaan Ekonomi Kaum Duafa

Kolaborasi PC LDII Jatinom dan Es Teh Ndeso untuk Pemberdayaan Ekonomi Kaum Duafa—PC LDII Jatinom di Klaten, Jawa Tengah, menjalankan prinsip 4 Roda Berputar LDII, salah satunya adalah kemampuan untuk membantu mereka yang kurang beruntung.

Bersama Tim Duafa dan Tim Agniya, mereka mengupayakan bantuan modal untuk membantu kaum duafa mendapatkan penghasilan sendiri. Teh memiliki popularitas yang luar biasa di daerah-daerah seperti Surakarta, Klaten, Wonogiri, Karanganyar, dan Sukoharjo.

Hampir setiap angkringan atau kedai di kawasan ini menyajikan teh dengan beragam cita rasa, membuat minuman es teh semakin populer dan banyak digemari, bersaing dengan tren kopi di Solo Raya.

Melihat peluang ini, Muhajir, Koordinator Tim Duafa PC LDII Jatinom, bersama Nuri Trisfiantoro dari Tim Agniya, berusaha agar bantuan sosial (bansos) yang diberikan dapat berkembang menjadi penghasilan tetap bagi kaum duafa.

“Kami hanya berharap mereka bisa mandiri dengan usaha sendiri, untuk mencukupi kebutuhan dasar mereka. Kami mendata para duafa yang potensial dan menyerahkan daftar tersebut kepada Tim Agniya untuk bantuan modal,” jelas Muhajir.

Menurut Nuri, bantuan permodalan yang mereka berikan akan membuat sedekah yang diberikan melalui Tim Agniya bermanfaat lebih luas. “Program ini juga berfungsi sebagai pahala jariyah bagi mereka yang bersedekah. Dengan membantu mereka melalui modal usaha, kita turut serta dalam memberantas kemiskinan,” tambah Nuri.

Modal usaha ini dikumpulkan dari donasi yang diberikan warga yang lebih mampu melalui Tim Agniya. Dengan melakukan seleksi penerima modal, mereka berharap dapat menekan potensi kerugian usaha.

Di Sukoharjo, visi ini didukung oleh seorang pengusaha muda bernama Muhammad Yusuf Romzi, pemilik waralaba Es Teh Ndeso Mbah Man. Yusuf berharap agar kaum duafa dapat berusaha secara mandiri, yang nantinya membantu mencukupi kebutuhan hidup mereka. “Semoga usaha ini dapat berkembang hingga memiliki banyak cabang, membuka lapangan kerja, dan mendukung ekonomi keluarga mereka,” jelasnya.

BACA JUGA:  PC LDII Mojoroto dan PPG Gelar Kegiatan Kemandirian Remaja Pra Nikah

Dalam kerja samanya dengan PC LDII Jatinom, Yusuf menegaskan bahwa dirinya tidak berorientasi keuntungan. Bagi Yusuf, ini merupakan bentuk sedekah, dengan tujuan utama untuk memberdayakan masyarakat. Prinsipnya mirip dengan beberapa perusahaan teknologi yang menyediakan layanan gratis untuk mendukung kebutuhan masyarakat luas.

“Bisnis saya bukan hanya Es Teh Mbah Man. Untuk es teh ini, saya tidak terlalu memikirkan keuntungan. Kalau untung, itu adalah bonus bagi pengelola dan pewaralaba,” jelasnya. Prinsip ini, menurut Yusuf, bukan sekadar CSR, melainkan sebuah dedikasi murni untuk membantu kaum duafa.

Es teh dinilai memiliki peluang pasar yang besar, karena teh merupakan minuman yang sangat diminati masyarakat dari semua kalangan. “Teh adalah minuman rakyat, sehingga dapat dinikmati semua orang,” tambahnya.

Es Teh Ndeso Mbah Man sendiri dimulai pada 2022, saat pandemi. Sebelum memulai, Yusuf melakukan riset dan menemukan bahwa es teh adalah pilihan tepat untuk lidah orang Indonesia. Meskipun banyak persaingan, pasar es teh tetap terbuka luas.

“Kami telah mencoba sekitar sembilan kali untuk menemukan takaran rasa yang pas. Kami bahkan mengundang pecinta teh untuk membantu mendapatkan rasa autentik,” ungkap Yusuf.

Yusuf memastikan kualitas teh yang dijual adalah daya tarik utama. Menurutnya, teh tersebut tidak hanya manis tetapi juga harum dan pekat, karena dibuat dari daun teh berkualitas yang dipilih dari daerah seperti Magelang dan Sukoharjo.

Setelah sukses, Yusuf tidak ingin hanya meraih keberhasilan sendiri. Ia ingin berbagi pengalaman dengan masyarakat agar mereka bisa membuka usaha dengan modal yang terjangkau dan risiko minimal. “Kami ingin memperluas jaringan waralaba secara nasional agar ilmu yang kami bagikan bermanfaat bagi orang lain,” ungkapnya.

BACA JUGA:  LDII Berbah Gelar Pelatihan Public Speaking untuk Pengurus dan Guru MDT Ar-Rohman

Modal usaha waralaba ini dimulai dari Rp3 juta, dan Yusuf menilai ini dapat membantu mereka yang belum memiliki pekerjaan tetap untuk berwirausaha. “Konsep ini kami anggap sebagai sedekah dan cara untuk mengentaskan kemiskinan,” tegasnya.

Sistem waralaba Es Teh Mbah Man telah dilengkapi dengan manajemen bisnis yang baik, sehingga para mitra langsung bisa memulai usaha tanpa harus memikirkan rencana bisnis, manajemen, atau perkiraan modal dan laba. Yusuf juga menyediakan pelatihan yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis ini.

“Menurut perhitungan kami, modal bisa kembali dalam waktu 4 hingga 6 bulan jika rata-rata penjualan mencapai lebih dari 80 cup per hari, dengan keuntungan bersih sekitar Rp100.000 per hari,” jelasnya.

Namun, usaha es teh juga menghadapi tantangan, terutama dengan banyaknya merek teh yang bersaing. Untuk tetap relevan, Es Teh Ndeso Mbah Man menawarkan berbagai rasa unik dan menarik yang memberikan pengalaman berbeda bagi para pelanggan.

“Kami memiliki sekitar 15 varian rasa, mulai dari es teh lemon, teh kampul, hingga variasi seperti teh susu, teh tarik, greentea, coklat, stroberi, alpukat, dan lainnya,” lanjutnya.

Yusuf percaya bahwa bisnis es teh di Indonesia memiliki prospek jangka panjang dan akan menjadi bagian dari gaya hidup di kota-kota besar. Slogan usahanya juga memperkuat visi kebersamaan: “Sugih Dewe Biasa, Sugih Bareng-Bareng Luar Biasa” (Kaya sendiri itu biasa, kaya bersama-sama luar biasa).

admin

LDII PC Soreang turut memasifkan publikasi pemberitaan positif dan nyata seputar LDII sebagai ormas Islam yang hadir di tengah-tengah masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *