Hari Bumi 2024: LDII Serukan Aksi Melawan Krisis Plastik Global
Jakarta (22/4) – Peringatan Hari Bumi pada 22 April 2024 mengusung tema “Planet vs Plastic,” yang menyoroti ancaman serius sampah plastik terhadap kesehatan manusia dan keberlanjutan bumi. Ketua DPP LDII, Edwin Sumiroza, menyampaikan urgensi kolaborasi lintas sektor untuk menangani krisis plastik yang telah mencapai tingkat darurat.
“Plastik kini menjadi ancaman besar bagi keseimbangan ekosistem bumi. Meski upaya global telah dilakukan, laju sampah plastik masih tak terbendung. Dari hulu hingga hilir, kondisi ini memerlukan tindakan nyata,” ujar Edwin yang juga aktif dalam penyelamatan terumbu karang.
Edwin mendorong masyarakat untuk menerapkan praktik reduce, reuse, dan recycle (3R) dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengingatkan bahwa plastik bersifat toksik dan memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai, sehingga kesadaran akan bahaya plastik harus ditingkatkan secara masif.
“Dakwah lingkungan perlu digalakkan untuk membangun kesadaran umat tentang ancaman plastik. Implementasi konsep 3R harus diawasi secara ketat di rumah, komunitas, masjid, dan pondok pesantren,” tegasnya.
Selain itu, Edwin menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menjaga lingkungan. “Generasi muda LDII harus menjadi motor penggerak kesadaran lingkungan. Dengan berpartisipasi aktif, manfaatnya tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia,” imbuhnya.
KH Chriswanto Santoso, Ketua Umum DPP LDII, menambahkan bahwa sampah plastik merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama. Ia merujuk data National Plastic Action Partnership, yang mencatat bahwa pada tahun 2020, volume sampah plastik di Indonesia mencapai 6,8 juta ton per tahun dan tumbuh sebesar 5% setiap tahunnya.
“Masalah sampah plastik tidak hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat. Pemilahan sampah sejak awal adalah langkah penting untuk mengurangi beban lingkungan,” kata KH Chriswanto. Berdasarkan data KLHK, timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 67,8 juta ton per tahun, dengan plastik menyumbang 15% dari totalnya.
Sebagai solusi, LDII telah mengambil langkah konkret melalui berbagai inisiatif lingkungan, seperti program edukasi 3R, eco-masjid, dan kampanye pengurangan sampah plastik di komunitas. Dengan langkah-langkah ini, LDII berkomitmen menjadi bagian dari solusi atas krisis plastik global dan mendorong perubahan positif demi keberlanjutan bumi.