Hilya Generus LDII Kertosono Raih Medali Emas d POSN 2024
Hilya Generus LDII Kertosono Raih Medali Emas d POSN 2024—Kecintaan Husna Hilyatal Untsa, atau Hilya, terhadap pelajaran sejarah berhasil mengantarkannya meraih medali emas pada kompetisi “Pekan Olimpiade Siswa Nasional (POSN) 2024.” Kompetisi ini diadakan secara online oleh Focus Learning Institute bekerja sama dengan Yayasan Al-Mansuriyah pada 25-26 Mei 2024.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur bisa memenangkan kompetisi bidang sejarah di POSN 2024 ini, meskipun waktu belajar saya cukup terbatas,” kata siswi kelas 9 SMA International Islamic Boarding School (IIBS) Tahfidz Al Manshurin itu.
Hilya menyebutkan bahwa motivasi, semangat, dan tekad kuat adalah modal utama dalam proses belajar dan mengejar cita-citanya. “Jangan pernah takut mencoba meski ada risiko gagal. Jika gagal, coba lagi hingga berhasil,” ujarnya.
Menanggapi pilihannya untuk memperdalam sejarah, Hilya menyadari bahwa banyak orang menganggap pelajaran ini membosankan, tetapi “Bagi saya, sejarah adalah pelajaran favorit,” tambahnya.
Melalui sejarah, Hilya belajar berpikir lebih luas dan kritis dalam memahami informasi dari berbagai sumber yang kredibel. “Ini membantu saya untuk bersikap kritis terhadap informasi yang belum pasti kebenarannya,” jelasnya.
Selain sejarah, Hilya yang berasal dari Kertosono dan merupakan warga LDII, juga memiliki kegemaran menulis. “Sejak SD, saya suka menulis di buku harian. Ketika mulai remaja, saya memperluas wawasan dengan mengikuti berbagai kompetisi menulis,” ujarnya.
Hilya Generus LDII Kertosono Raih Medali Emas d POSN 2024
Dalam hal dukungan keluarga, orang tua sangat berperan dalam mengarahkan dan mendukung cita-cita anak. Orang tua Hilya, Supriyatno dan Eny Dwi Utami, mengungkapkan bahwa mereka selalu mendukung dan memotivasi anak-anaknya untuk mengejar impian mereka.
“Kesempatan tidak datang dua kali, jadi kami mendukung penuh minat dan bakat anak-anak kami,” kata Supriyatno.
“Kami juga membimbing anak-anak untuk tertib dalam ibadah dan selalu mendekatkan diri kepada Allah. Manusia bisa berusaha dan berdoa, tetapi hasil akhirnya tetap ada di tangan Allah SWT,” lanjutnya.
Supriyatno juga memilih boarding school untuk pendidikan anak-anaknya. “Kami mempertimbangkan aspek agama, akhlak, dan biaya. Harapan kami, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi profesional religius dengan 29 karakter luhur yang kelak menjadi amal jariyah di akhirat,” pungkasnya.