Inilah 30 Kecamatan di Kota Bandung
Inilah 30 Kecamatan di Kota Bandung—Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat yang terletak di antara 107° Bujur Timur dan 6° 55′ Lintang Selatan. Lokasinya yang strategis menjadikan Kota Bandung penting dalam bidang komunikasi, perekonomian, dan keamanan di wilayah Jawa Barat.
Secara topografis, Kota Bandung berada di ketinggian rata-rata 768 meter di atas permukaan laut (mdpl). Daerah tertinggi berada di bagian utara dengan ketinggian mencapai 1.050 meter mdpl, sedangkan titik terendah terletak di selatan dengan ketinggian 675 meter mdpl. Bagian selatan Kota Bandung memiliki permukaan tanah yang relatif datar, sementara bagian utara berbukit-bukit, menciptakan panorama alam yang menawan.
Secara geologis, wilayah Kota Bandung terbentuk pada zaman Kwartier dengan tanah alluvial sebagai hasil dari letusan Gunung Tangkuban Perahu. Di bagian utara, material tanah didominasi oleh jenis andosol, sementara bagian selatan dan timur memiliki sebaran jenis alluvial kelabu dengan kandungan tanah liat. Sedangkan di bagian tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol.
Kota Bandung memiliki iklim pegunungan yang sejuk dan lembab. Pada tahun 1998, rata-rata suhu udara di kota ini adalah 23,5°C, dengan curah hujan rata-rata 200,4 mm dan jumlah hari hujan sekitar 21,3 hari per bulan.
Saat ini Bandung di bawah pemerintahan Ir. A. Koswara, MP. Siapakah beliau? Berikut ini profilnya.

Ir. A. Koswara, MP lahir di Garut pada 5 April 1968. Beliau memiliki dua orang anak dari pernikahannya dengan M. Mintarsih. Koswara menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMAN Leles pada tahun 1987, kemudian melanjutkan studi S1 di bidang Teknik Arsitektur di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada tahun 1993. Ia juga meraih gelar S2 Manajemen Pembangunan Daerah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2010.
Sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Koswara telah meraih sejumlah prestasi, termasuk Penghargaan Satya Lencana Karya Satya 20 Tahun yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo sebagai apresiasi atas pengabdian dan kinerjanya.
Sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Koswara pernah memegang sejumlah posisi strategis, termasuk sebagai Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jawa Barat pada periode 2019-2021. Ia juga telah menduduki berbagai jabatan penting lainnya di Pemerintah Kota Bekasi, menunjukkan pengalamannya yang luas dalam birokrasi dan pemerintahan.
Hari Jadi Kota Bandung dan Sejarah Pembentukannya
Sejak tahun 1998, Pemerintah Kota Bandung menetapkan tanggal 25 September sebagai Hari Jadi Kota Bandung. Sebelumnya, tanggal 1 April 1906 sempat diperingati sebagai hari jadi, seiring dengan pembentukan Gemeente Bandung.
Namun, berdasarkan kajian sejarah yang mendalam, termasuk seminar dan penelitian oleh tim ahli dari Universitas Padjadjaran, tanggal 25 September 1810 ditetapkan sebagai hari jadi yang sebenarnya, merujuk pada tanggal peresmian Kota Bandung sebagai ibu kota Kabupaten Bandung oleh Bupati R.A. Wiranatakusumah II.
Kota Bandung tidak langsung berdiri bersamaan dengan Kabupaten Bandung yang didirikan pada pertengahan abad ke-17. Pada saat itu, pusat pemerintahan Kabupaten Bandung terletak di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot).
Bupati keenam, R.A. Wiranatakusumah II, memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung dari Krapyak ke lokasi yang sekarang menjadi pusat Kota Bandung. Pemindahan ini dilakukan karena Krapyak sering dilanda banjir dan kurang strategis sebagai pusat pemerintahan.
Sejarah pembangunan jalan raya pos (Groote Postweg) oleh Herman Willem Daendels pada 1808 juga berperan dalam pengembangan Kota Bandung. Daendels meminta Bupati Bandung memindahkan ibu kota ke wilayah dekat Postweg, yang kemudian dipilih oleh Wiranatakusumah II sebagai lokasi strategis di tepi barat Sungai Cikapundung. Pembangunan Kota Bandung dipimpin langsung oleh bupati, bukan oleh pemerintah kolonial.
Pada 25 September 1810, Kota Bandung resmi menjadi ibu kota Kabupaten Bandung. Tanggal ini kini diakui sebagai Hari Jadi Kota Bandung.
Pemerintahan Kota Bandung
Hingga pertengahan 1864, Bandung hanya berfungsi sebagai ibu kota kabupaten yang sepenuhnya diperintah oleh bupati. Pada 7 Agustus 1864, Bandung juga ditetapkan sebagai ibu kota Keresidenan Priangan, menggantikan Cianjur yang rusak akibat letusan Gunung Gede. Sejak saat itu, terjadi dualisme pemerintahan antara pemerintahan kabupaten dan keresidenan.
Pada 1 April 1906, Bandung resmi menjadi kota otonom dengan status Gemeente. Ketika pemerintahan Gemeente dibentuk, Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati R.A.A. Martanegara. Dengan status otonom, pemerintahan kota sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah Gemeente, meskipun bupati masih memiliki peran dalam Dewan Kota.

Kembali pada topik utama artikel, Inilah 30 Kecamatan di Kota Bandung:
- Sukasari
- Cicendo
- Sukajadi
- Andir
- Cidadap
- Coblong
- Bandung Wetan
- Sumur Bandung
- Cibeunying Kaler
- Cibeunying Kidul
- Kiaracondong
- Batununggal
- Lengkong
- Regol
- Buahbatu
- Bandung Kidul
- Bojongloa Kaler
- Bojongloa Kidul
- Babakan Ciparay
- Astanaanyar
- Bandung Kulon
- Antapani
- Mandalajati
- Arcamanik
- Cinambo
- Ujung Berung
- Cibiru
- Panyileukan
- Rancasari
- Gedebage
30 (tiga puluh) Kecamatan tersebut merupakan bagian dari wilayah administrasi Inilah 30 Kecamatan di Kota Bandung.