Kegiatan Keakraban PAC LDII Desa Kalangan: Mempererat Tali Silaturahmi Usai Idul Adha — Pimpinan Anak Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PAC LDII) Desa Kalangan, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten, mengadakan acara keakraban warga pada Senin malam, 24 Juni 2024.
Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kerukunan, kekompakan, dan kerjasama antar warga, khususnya di lingkungan PAC LDII Desa Kalangan. Acara semakin meriah saat hidangan nasi rawon datang dan menjadi santapan segenap lapisan warga LDII di Desa Kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua.
Berbagai kegiatan lomba dan permainan pun mereka gelar guna menumbuhkan keakraban antar anggota keluarga, seperti lomba keakraban antara anak dan orang tua, suami dan istri, serta remaja putra dan putri. Makan bersama (madang geden) dengan menu nasi rawon yang lezat menjadi tanda puncak acara.
Ketua PAC LDII Kalangan, Arisda Kelana, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan dalam rangka silaturahim setelah Hari Raya Idul Adha.
“Harapannya, kegiatan ini dapat menambah kekompakan dan kerukunan warga LDII Desa Kalangan. Semoga kegiatan keakraban seperti ini ke depannya terus terlaksan dan bisa lebih baik demi kemajuan dan perkembangan LDII dalam merajut ukhuwah Islamiyah,” ujar Arisda yang juga seorang pengusaha kuliner bakso.
Suasana acara terlihat semarak dan penuh kegembiraan. Antusiasme warga terlihat jelas dalam setiap kegiatan yang mereka lombakan. Momen makan bersama nasi rawon pun menjadi puncak acara yang semakin mempererat tali persaudaraan antar warga LDII Desa Kalangan.
Kegiatan keakraban ini mendapat dukungan penuh dari seluruh warga LDII Desa Kalangan, yang berharap kegiatan ini dapat menjadi agenda rutin tahunan untuk memperkuat rasa persaudaraan dan kekompakan antar warga.
Sejarah Nasi Rawon: Mencicipi Warisan Kuliner Indonesia
Nasi rawon, sebuah hidangan khas dari Jawa Timur, memiliki sejarah yang berakar kuat dalam tradisi kuliner Indonesia. Meskipun tidak ada catatan pasti tentang kapan tepatnya nasi rawon mulai ada, beberapa sumber sejarah menunjukkan bahwa hidangan ini sudah populer dan banyak peminatnya sejak zaman kerajaan-kerajaan Jawa kuno.
Perkembangan Sejarah
- Zaman Kerajaan Jawa Kuno:
Nasi rawon sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit (1293–1500 M) dan Kerajaan Mataram. Kuliner yang menggunakan rempah-rempah dan bahan khas seperti kluwek ini sangat mungkin menjadi menu masakan istana karena cita rasanya yang kuat dan kaya. Dalam literatur kuno serta peninggalan artefak budaya Jawa, tercatat berbagai jenis masakan berkuah yang salah satunya mirip dengan rawon. - Penjajahan Belanda:
Pada masa penjajahan Belanda, banyak masakan tradisional Indonesia yang terdokumentasi dalam catatan para pejabat kolonial dan pelancong. Nasi rawon adalah salah satu hidangan yang disebut-sebut dalam catatan tersebut, yang menunjukkan bahwa hidangan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jawa Timur sejak lama. - Abad 20 hingga Sekarang:
Di era modern, nasi rawon terus berkembang dan meluas dari Jawa Timur ke berbagai daerah di Indonesia bahkan ke mancanegara. Restoran dan warung makan di berbagai kota besar sering menyajikan nasi rawon sebagai hidangan andalannya, dan menjadi favorit bagi wisatawan lokal maupun internasional.
Perkembangan Resep dan Variasi
Seiring berjalannya waktu, resep nasi rawon mengalami beberapa variasi. Meskipun bahan utama seperti kluwek dan daging sapi tetap masyarakat pertahankan, ada tambahan bahan dan cara penyajian yang mereka sesuaikan dengan selera lokal di berbagai daerah.
Signifikansi Budaya
Nasi rawon tidak hanya dianggap sebagai sebuah makanan tetapi juga sebagai warisan budaya yang menyimpan nilai sejarah dan tradisi. Banyak masyarakat yang menjadikan momen makan nasi rawon sebagai acara penting dalam keluarga atau komunitas, menciptakan kenangan dan rasa kebersamaan yang erat.
Kegiatan Keakraban PAC LDII Desa Kalangan: Mempererat Tali Silaturahmi Usai Idul Adha
Menggali lebih dalam mengenai sejarah nasi rawon adalah melihat bagaimana sebuah hidangan dapat bertahan dan berkembang melalui generasi. Nasi rawon, dengan cita rasa otentik dan kaya akan rempah, tetap menjadi salah satu ikon kuliner yang membanggakan bagi Indonesia.