LDII DIY Menggelar Kurban Pakai Sampah untuk Memajukan Pengurangan Sampah dan Kesejahteraan Sosial — Setelah sukses dengan program Bantuan Tangki Air Pakai Sampah dan “Periksa Kesehatan Pakai Sampah,” Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) kini menyelenggarakan program baru, Kurban Pakai Sampah. Terobosan ini terungkap dari Ketua DPW LDII DIY Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU di Sambisari.
Atus, yang juga dosen Fakultas Kehutanan UGM, menekankan pentingnya Kelompok Sedekah Sampah Berbasis Masjid. Kelompok ini, bersama Kiai Peduli Sampah, mengedukasi jamaah masjid untuk memilah dan memilih sampah sesuai kategorinya.
“Mereka rutin bergotong royong mengumpulkan sampah minimal sebulan sekali, lalu menjualnya dengan harga tertinggi di sekitar masjid. Pendapatannya mereka tabung untuk membeli kambing dan sapi,” ungkap Atus, yang memulai gerakan Kyai Peduli Sampah.
“Sangat terbantu, alhamdulillah, karena dengan pengelolaan barang bekas kami punya tabungan untuk kurban satu ekor kambing, tanpa membebani muda-mudi,” kata Mansur, pengurus Kelompok Sedekah Sampah Berbasis Masjid LDII di Turi, Sleman.
LDII DIY Menggelar Kurban Pakai Sampah untuk Memajukan Pengurangan Sampah dan Kesejahteraan Sosial
Sementara itu, remaja Masjid Ummu Dani Salamah Sambisari berhasil patungan sapi berkat pengelolaan sampah. “Kami bangga. Hasil tabungan ini terbesar yang kami peroleh selama ini berkat sampah,” ujar Mas’ud, ketua Kelompok Sedekah Sampah.
Pada tahun 2024, sebanyak 313 Kelompok Sedekah Sampah Berbasis Masjid resmi diluncurkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup & Kehutanan (LHK) DIY, Kusno Wibowo, S.T., M.Si., dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) LDII DIY.
Kelompok ini beranggotakan remaja masjid yang menjadi tulang punggung pengurangan sampah (reduce) dari rumah tangga warga LDII se-DIY, termasuk mengupayakan sampah organik habis di rumah masing-masing.
Melalui ibadah kurban, seorang muslim diperintahkan untuk peduli dan berbagi dengan sesama. Sikap peduli dan berbagi ini merupakan budi pekerti luhur yang diperintahkan oleh Allah SWT. Hari Raya Idul Adha juga menjadi momen untuk mengoptimalkan ketakwaan seorang muslim melalui kegiatan peduli dan berbagi.
Hal ini senada dengan Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso, yang mengajak umat Islam menata niatnya dalam berkurban. Ketakwaan kepada Allah dan keikhlasan harus menjadi landasan dalam berkurban, mendorong kesalehan sosial dan individu.
“Kurban bisa dilaksanakan oleh siapa saja, tidak hanya orang kaya. Mereka yang tidak mampu bisa melaksanakan kurban. Kuncinya adalah ketakwaan kepada Allah. Dari rasa takwa tersebut, seseorang bisa menggerakkan diri untuk beribadah, termasuk berkurban,” ujar KH Chriswanto.
LDII DIY Menggelar Kurban Pakai Sampah untuk Memajukan Pengurangan Sampah dan Kesejahteraan Sosial
LDII mendorong warganya untuk mempraktikkan kurban sesuai dengan kemampuan masing-masing, dengan ketakwaan sebagai pendorong, sehingga warga LDII siap untuk berkurban dalam berbagai strata sosial.
“Di majelis-majelis taklim tingkat kelurahan atau PAC LDII, mereka yang tidak mampu diarahkan untuk menabung lalu patungan membeli hewan kurban bersama,” tambah KH Chriswanto.
Di majelis-majelis taklim tersebut, mereka diajarkan ayat dan hadits mengenai keutamaan kurban, mulai dari pahala dan manfaatnya.
“Amalan yang mengalahkan jihad dan paling dicintai Allah pada 10 Zulhijah atau Idul Adha adalah menyembelih kurban karena takwa,” imbuh KH Chriswanto.
DPP LDII pada 17 Juni 2024 atau 10 Zulhijah 1445 menyiapkan lebih dari 3.700 lokasi salat Idul Adha di seluruh Indonesia. Berdasarkan data tahun 2023, jumlah hewan kurban yang terkumpul mencapai 47.341 ternak, terdiri dari 25.154 ekor sapi, 18 ekor kerbau, dan 22.169 ekor kambing.
Menurut catatan media massa, kurban yang dilakukan warga LDII pada tahun 2023 memutar ekonomi sebesar Rp 652 miliar. Di LDII DIY, hingga malam takbiran berhasil mendata 639 sapi dan 777 kambing sebagai hewan kurban.