LDII Jawa Tengah Perkuat Moderasi Agama dan Inklusivitas Lewat Silaturahim Kebangsaan IV—DPW LDII Jawa Tengah sukses menyelenggarakan “Silaturahim Kebangsaan IV 2024” yang berlangsung hybrid di Hotel Santika, Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (27/10).
Acara ini menarik perhatian peserta dari berbagai daerah dengan dukungan 35 studio DPD LDII di Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, mulai dari tokoh penting dari pemerintah, masyarakat, hingga perwakilan lintas agama.
Dengan mengusung tema ‘Membudayakan Silaturahim dan Memantapkan Toleransi, Memperkuat Persatuan untuk Mewujudkan Indonesia Emas Tahun 2045’, kegiatan ini menghadirkan narasumber berpengaruh seperti Pj. Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol. (Purn.) Nana Sudjana, Kapolda Jawa Tengah Irjen. Pol. Ribut Hari Wibowo, Cendekiawan Muslim NU Ust. Ahmad Ali, Kepala Badan Kesbangpol Jawa Tengah H. Haerudin, dan Kepala Kanwil Kemenag Prov. Jateng H. Mustain Ahmad.
Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono, menyampaikan bahwa Silaturahim Kebangsaan telah menjadi forum efektif dalam membangun komunikasi lintas agama dan budaya yang harmonis.
“Kami sadar bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam, yang terdiri dari suku, ras, dan agama yang berbeda, namun kita punya kekuatan dalam persatuan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa nilai Bhinneka Tunggal Ika dari era Majapahit harus diwujudkan dalam kehidupan masyarakat saat ini.
“Nilai ini sangat penting dalam mempererat persaudaraan antar elemen masyarakat,” tambahnya.
LDII Jawa Tengah Perkuat Moderasi Beragama dan Inklusivitas Lewat Silaturahim Kebangsaan IV
Mewakili Ketua Umum DPP LDII, Ketua DPP LDII Ardito Bhinadi menekankan bahwa forum silaturahim ini menjadi wadah yang vital untuk menjaga persatuan dan memelihara nilai kebangsaan.
“Melalui acara ini, kami berharap dapat merawat kebersamaan sebagai bangsa Indonesia. Jika rasa kebangsaan kuat, maka ibadah dan pekerjaan bisa dilakukan dengan aman dan nyaman,” ungkapnya.
Ardito menambahkan bahwa penting bagi Silaturahim Kebangsaan ini untuk terus diadakan, karena dapat menjadi tempat yang mendorong pemahaman lintas agama dan golongan.
Dalam sambutan mewakili Pj. Gubernur Jawa Tengah, Ketua Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah, Haerudin, menyampaikan apresiasinya terhadap acara yang mampu merangkul berbagai elemen masyarakat.
“Kerukunan dan moderasi beragama adalah tanggung jawab kita semua, dan melalui sinergi ini, kita dapat mewujudkan masyarakat yang damai,” jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa Silaturahim Kebangsaan harus dimaknai sebagai upaya pemersatu, di mana setiap orang dapat merasa diterima dan didengar.
“Kami dari Kesbangpol berkomitmen untuk mendukung forum-forum seperti ini, yang mendorong silaturahim kebangsaan,” ungkapnya.
LDII Jawa Tengah Perkuat Moderasi Beragama dan Inklusivitas Lewat Silaturahim Kebangsaan IV
Pada sesi diskusi yang dipandu oleh Budayawan Universitas Diponegoro, Mudhahirin Thohir, Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAIS) Kanwil Kemenag Provinsi Jateng, Imam Bukhori, memaparkan bahwa Indeks Kerukunan Umat Beragama di Indonesia pada tahun 2024 telah mencapai 74 persen. Ia yakin angka ini masih bisa ditingkatkan dengan memperkuat silaturahim bersama ormas-ormas agama.
“Sesuai dengan RPJMN Kemenag tahun 2025, hampir seluruh program Kemenag difokuskan untuk meningkatkan moderasi beragama, yang sudah dimulai dari pembinaan ormas hingga kursus calon pengantin berbasis moderasi,” paparnya.
Kemenag Jawa Tengah juga telah memulai penguatan moderasi beragama sejak dini melalui materi-materi pendidikan yang relevan di madrasah hingga pendidikan agama.
Dit Binmas AKBP Maulud, mewakili Kapolda Jawa Tengah, menyampaikan bahwa penting bagi masyarakat untuk menjaga suasana damai menjelang Pilkada Serentak 2024.
“Berbeda pilihan bukan berarti saling memusuhi, tapi justru menjadi saat untuk menghargai dan bertoleransi,” ungkapnya.
Ia mengapresiasi inisiatif DPW LDII Jawa Tengah dan menilai acara Silaturahim Kebangsaan sebagai media efektif untuk mencegah konflik di masyarakat.
Cendekiawan NU yang juga penulis buku “Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII, dari Amal Saleh hingga Kemandirian,” —Ust. Ahmad Ali, menjelaskan temuannya bahwa LDII telah menerapkan 11 nilai kebajikan yang berkontribusi pada moderasi beragama, seperti amal saleh, kebersihan, kedisiplinan, hingga kemandirian.
“Nilai-nilai ini diajarkan sejak dini dan menjadi modal penting bagi masyarakat lintas agama untuk membina kerukunan,” ujarnya.
Menurutnya, forum silaturahim lintas agama sangat efektif untuk saling memahami dan menghargai perbedaan.
Pada sesi penutup, Kepala Badan Kesbangpol Jawa Tengah, Haerudin, mengungkapkan bahwa pihaknya siap mendukung berbagai diskusi yang mendorong inklusivitas.
“Dengan jumlah penduduk Jawa Tengah yang mencapai 37 juta jiwa, penting untuk saling menghormati perbedaan demi tercapainya moderasi beragama,” tandasnya.