Masjid LDII Terdekat dari Kabupaten Kuningan—Sebelum kita masuk pada topik utama, berikut sekilas sejarah tentang Kabupaten Kuningan yang kami kutip dari sumber resmi.
Pemerintah Kabupaten Kuningan telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 21/DP.003/XII/1978 tanggal 14 Desember 1978 tentang Sejarah dan Hari Jadi Kuningan. Berdasarkan peraturan tersebut, sejarah Kuningan disusun mulai dari tanda-tanda awal pemukiman yang telah memiliki pemerintahan hingga perkembangannya saat ini.
Sejarah Hari Jadi Kuningan
Sekitar 3500 tahun sebelum Masehi, ditemukan tanda-tanda adanya pemukiman masyarakat di Kuningan yang telah mencapai kemajuan kebudayaan. Hal ini dibuktikan oleh berbagai peninggalan yang ditemukan di wilayah tersebut.
Pemukiman ini kemudian berkembang menjadi kekuatan politik berbentuk negara, sebagaimana diceritakan dalam Carita Parahiyangan, yang menyebutkan nama “Kuningan” pada 11 April 732 Masehi.
Setelah Seuweukarma dinobatkan sebagai raja, ia mengambil gelar Rahiangtang Kuku dan berpusat di Arile serta Saunggalah. Seuweukarma mengajarkan “Dangiang Kuning” dengan prinsip hidup berdasarkan “Sanghiang Darma” dan “Sanghiang Siksa”, yang memberikan sepuluh pedoman hidup, antara lain:
- Tidak membunuh makhluk hidup,
- Tidak mencuri,
- Tidak berzina,
- Tidak berdusta,
- Tidak mabuk,
- Tidak makan di luar waktu yang ditentukan,
- Tidak menonton atau berpartisipasi dalam kegiatan hiburan yang merusak,
- Tidak berlebihan dalam berpakaian,
- Tidak tidur di tempat mewah,
- Tidak menerima emas dan perak.
Setelah pemerintahan Seuweukarma, Kuningan mengalami persaingan dengan Kerajaan Galuh di bawah Sanjaya. Setelah Sanjaya memerintah Kuningan selama sembilan tahun, ia digantikan oleh putranya, Rahiang Tamperan. Tamperan memiliki dua putra, Sang Manarah dan Rahiang Banga. Sang Manarah kemudian menjadi raja di bagian timur, sementara Rahiang Banga menguasai Kuningan.
Pada 22 Juli 1175 Masehi, Kuningan menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Sunda di bawah Rakean Darmasiksa, putra Rahiang Banga. Setelah 12 tahun berkuasa di Saunggalah, Darmasiksa memindahkan pusat pemerintahan ke Pakuan Pajajaran. Nama Kuningan kemudian berganti menjadi Kajene, yang berarti “emas”.
Syekh Maulana Akbar, seorang ulama besar dari Cirebon, mendirikan pesantren di Sidapurna. Beliau juga membuka pemukiman baru bernama Purwawinangun. Pada 1481 M, Syarif Hidayatullah, yang dikenal sebagai Sunan Gunung Jati, datang ke Luragung dan memperkuat penyebaran agama Islam di Kuningan.
Setelah melalui masa pemerintahan Hindu, Islam, penjajahan Belanda, dan berbagai fase sejarah lainnya, Kuningan terus berkembang. Pada 1 September 1498, Kajene kembali dinamakan Kuningan, dan hari tersebut ditetapkan sebagai Hari Jadi Kuningan.
Semangat juang masyarakat Kuningan terus diwariskan dari masa ke masa, baik saat melawan penjajah Belanda maupun saat mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Masjid LDII Terdekat dari Kabupaten Kuningan
Tahukah Anda? Total luas Kabupaten Kuningan adalah 1.194,09 km², yang terbagi ke dalam 30 wilayah kecamatan.
Inilah 30 Kecamatan beserta ibukotanya yang terdapat di Kabupaten Kuningan.
No. | Kecamatan | Ibu Kota Kecamatan | Luas (km²) |
---|---|---|---|
1 | Darma | Parung | 54,51 |
2 | Kadugede | Cipondok | 18,11 |
3 | Nusaherang | Nusaherang | 18,09 |
4 | Ciniru | Ciniru | 49,76 |
5 | Hantara | Hantara | 35,37 |
6 | Selajambe | Selajambe | 36,61 |
7 | Subang | Subang | 47,49 |
8 | Cilebak | Cilebak | 42,67 |
9 | Ciwaru | Ciwaru | 51,98 |
10 | Karangkancana | Karangkancana | 65,30 |
11 | Cibingbin | Cibingbin | 69,72 |
12 | Cibeureum | Cibeureum | 39,20 |
13 | Luragung | Luragunglandeuh | 40,74 |
14 | Cimahi | Cimahi | 58,39 |
15 | Cidahu | Cidahu | 37,05 |
16 | Kalimanggis | Kalimanggis Kulon | 20,18 |
17 | Ciawigebang | Ciawigebang | 101,41 |
18 | Cipicung | Cipicung | 42,09 |
19 | Lebakwangi | Lebakwangi | 19,70 |
20 | Maleber | Maleber | 57,36 |
21 | Garawangi | Garawangi | 29,85 |
22 | Sindangagung | Sindangagung | 25,83 |
23 | Kuningan | Kuningan | 29,94 |
24 | Cigugur | Cigugur | 35,29 |
25 | Kramatmulya | Kalapa Gunung | 16,87 |
26 | Jalaksana | Jalaksana | 39,21 |
27 | Japara | Japara | 27,07 |
28 | Cilimus | Cilimus | 35,30 |
29 | Cigandamekar | Babakan Jati | 22,43 |
30 | Mandirancan | Mandirancan | 35,00 |
Masjid LDII Al Hudaa, lokasi di Kp. Kongsi, RT.12/RW.4, Jambar, Kec. Nusaherang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45563.
Masjid Ash shobuur (LDII), alamat di Jl. Siliwangi Gg. Perhutani, Purwawinangun, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45512.
DPD LDII Kabupaten Kuningan juga memiliki kantor Sekretariat yang berlokasi di alamat yang sama, bersebelahan dengan masjid Ash Shobuur.
Masjid Nurul Iman (LDII), Jl. Cilimus-Cibuntu, Cilimus, Kec. Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45556.
Masjid LDII Cigugur, Kabupaten Kuningan Regency, Jawa Barat 45552.
Masjid LDII Terdekat dari Kabupaten Kuningan
Masjid LDII Mekar Wangi Kabupaten Kuningan Jawa Barat ada di Mekarwangi, Lebakwangi, Kuningan.
Masjid Al Fatah (LDII), alamatnya di Gg. Nangka Pandak, RT.008/RW.003, Desa Cimaranten, Kecamatan Cipiung, Kabupaten Kuningan. Di Masjid ini pun terdapat kantor Sekretariat PAC LDII Kecamatan Cipicung.