Masjid LDII Terdekat dengan Sidodadi Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat—Sebelum kami lanjutkan, berikut sejarah tentang Sulawesi Barat sebagai provinsi yang mana terdapat kecamatan Wonomulyo dan kelurahan Sidodadi.
Sulawesi Barat (Sulbar), yang dalam aksara Lontara ditulis ᨔᨘᨒᨓᨙᨔᨗ ᨅᨑ, adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian barat Pulau Sulawesi, Indonesia. Provinsi ini terbentuk dari pemekaran Sulawesi Selatan pada tahun 2004, dengan ibu kota di Mamuju. Pada pertengahan tahun 2023, jumlah penduduk Sulawesi Barat mencapai 1.457.481 jiwa.
Provinsi Sulawesi Barat didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004, yang disahkan dalam rapat paripurna antara Pemerintah dan DPR RI, dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2004. Provinsi ini memiliki daratan seluas 16.594,75 km² dan lautan seluas 20.342 km², serta garis pantai sepanjang 677 km. Sulawesi Barat terdiri dari 69 kecamatan dan 649 desa/kelurahan.
Sejarah
Penyatuan Kerajaan di Tanah Mandar
Sebelum kedatangan Belanda, suku Mandar di Sulawesi Barat terdiri dari berbagai kerajaan. Pada abad ke-16, Raja Tomepayung dari Kerajaan Balanipa memprakarsai penyatuan kerajaan-kerajaan tersebut menjadi konfederasi yang dikenal sebagai Pitu Babana Binanga (tujuh kerajaan pesisir).
Masjid LDII Terdekat dengan Sidodadi Wonomulyo
Penyatuan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketertiban serta mengontrol perdagangan di pesisir barat Sulawesi. Kerajaan Balanipa berperan sebagai “ayah” atau pemimpin konfederasi, dengan Sendana sebagai “ibu” atau wakil ketua, sementara kerajaan lainnya berfungsi sebagai anggota.
Selain Pitu Babana Binanga, terdapat juga konfederasi di wilayah pedalaman yang dikenal sebagai Pitu Ulunna Salu (tujuh kerajaan hulu). Kedua konfederasi ini sering terlibat konflik hingga akhirnya Raja Tomepayung dari Balanipa dan Raja Londong Dahata dari Rantebulahan membuat perjanjian Allamungan Batu di Luyo Balanipa untuk menyatukan seluruh wilayah Mandar, baik pesisir maupun pedalaman.
Masa Kolonial
Kerajaan-kerajaan pesisir Mandar merupakan sekutu dari Kerajaan Gowa dalam konfliknya melawan Bone dan Belanda. Namun, setelah kekalahan Gowa di tahun 1667 melalui Perjanjian Bungaya, Mandar akhirnya mengakui kekuasaan Belanda pada tahun 1674.
Meskipun begitu, Belanda baru benar-benar menguasai Mandar pada tahun 1905. Pada tahun 1909, Belanda mendirikan Afdeling Mandar yang mencakup wilayah Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga, dengan ibu kota di Majene. Afdeling ini kemudian menjadi cikal bakal Provinsi Sulawesi Barat.
Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat
Pasca-kemerdekaan, wilayah ini menjadi bagian dari Kabupaten Mandar yang terdiri dari tiga kecamatan: Mamuju, Majene, dan Polewali Mamasa, yang merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Upaya pembentukan Provinsi Sulawesi Barat telah dimulai sejak tahun 1962, namun baru berhasil pada tahun 2004 setelah melalui perjuangan panjang. Pembentukan provinsi ini terwujud melalui Undang-Undang No. 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Baru.
Masjid LDII Terdekat dengan Sidodadi Wonomulyo
Selain pemekaran provinsi, wilayah ini juga mengalami pemekaran kabupaten. Pada tahun 2002, Kabupaten Polewali Mamasa pemerintah pecah menjadi Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamasa.
Kabupaten Mamuju juga mengalami pemekaran menjadi Mamuju Utara pada tahun 2003 dan Mamuju Tengah pada tahun 2012. Pada tahun 2017, Mamuju Utara mengganti namanya menjadi Kabupaten Pasangkayu, sesuai dengan nama ibu kotanya.
Wonomulyo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Kecamatan ini resmi terbentuk pada tanggal 1 September 1937, pada masa itu masih berstatus sebagai distrik.
Wonomulyo memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1934. Awalnya, wilayah ini dikenal dengan nama District Colonie, karena merupakan salah satu daerah koloni yang dibuka untuk menampung para transmigran dari Pulau Jawa.
Dalam perkembangan selanjutnya, nama “District Colonie” diubah menjadi “Wonomoeljo,” yang dalam bahasa Jawa berarti “hutan mulia” atau “tanah mulia”. Nama ini mencerminkan harapan agar wilayah tersebut berkembang menjadi daerah yang subur dan sejahtera bagi para pendatang.
Apabila kita bandingkan dengan Polewali, Wonomulyo memiliki dinamika yang lebih ramai, terutama karena posisinya sebagai pusat perdagangan utama di seluruh Kabupaten Polewali Mandar.
Aktivitas ekonomi yang intens di kecamatan ini telah menjadikannya magnet bagi pendatang dari berbagai daerah. Sedangkan Sidodadi adalah salah satu kelurahan yang berada di kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia.
Masjid LDII Terdekat dengan Sidodadi Wonomulyo
Kembali pada topik utama, Masjid LDII Terdekat dengan Sidodadi Wonomulyo bagi Anda yang sedang berada di kota ini—silakan Anda datang ke Masjid Baitul A’la (LDII). Alamatnya di Sugihwaras, Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar 91352, Sulawesi Barat.
Adapun rute yang bisa para sedulur ikuti dengan menggunakan Google Maps adalah sebagai berikut:
Berikut beberapa masjid lainnya yang bisa sebagai alternatif Anda saat mencari masjid LDII terdekat dengan saya di Sidodadi Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Masjid Miftahul Huda ~ LDII
Alamat: Sumberjo, Wonomulyo, Sumberejo, Kec. Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat 91352
Masjid Roudhatul Jannah (LDII)
Jl. Pendidikan No.8, Sumberejo, Kec. Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat 91352
Masjid LDII Terdekat dengan Sidodadi Wonomulyo
Masjid Al-Amin(LDII)
Sidodadi, Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat 91352
Semoga perjalanan Anda menyenangkan dan senantiasa Aman, Selamat, Lancar, serta Barokah.