Renungan

Menjauhi Sifat Iri dan Dengki: Kunci Kedamaian Hati dan Persaudaraan

Manusia memiliki kecenderungan untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Kebiasaan ini sering kali berujung pada munculnya rasa iri atau dengki.

Sifat dengki adalah bibit dari berbagai penyakit hati. Para ulama menjelaskan bahwa dengki merupakan keinginan untuk menghilangkan nikmat yang Allah SWT berikan kepada orang lain.

Jika dibiarkan, dengki dapat berubah menjadi benci, lalu meledak menjadi amarah.

Rasulullah SAW bersabda:

‎لَا تَحَاسَدُوا، وَلَا تَبَاغَضُوا، وَلَا تَدَابَرُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا

Lā taḥāsadū, wa lā tabāghaḍū, wa lā tadābarū, wa kūnū ‘ibādallāhi ikhwanan.
“Janganlah kalian saling iri, saling benci, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian, wahai hamba Allah, bersaudara,” (HR Bukhari).

Hadis ini menunjukkan bahwa dengki, benci, dan amarah saling berkaitan sebagai produk hati yang sangat tercela di sisi Allah SWT.

Sebagai contoh, Iblis yang dulunya hidup di surga menolak perintah Allah SWT untuk sujud kepada Nabi Adam AS karena rasa dengkinya.

Kisah Qabil dan Habil, dua putra Nabi Adam AS, juga memberikan pelajaran penting. Ketika Allah SWT hanya menerima kurban Habil yang terbaik, Qabil merasa iri.

Dengki tersebut akhirnya memicu Qabil untuk membunuh saudaranya.

Kisah ini menegaskan bahwa nikmat yang diperoleh seseorang sering kali menjadi sasaran kedengkian orang lain.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan untuk menjauhi sifat buruk ini?

Cara Mengatasi Sifat Dengki, Benci, dan Amarah

Analisis Perasaan
Pahami dengan jujur perasaan yang muncul: apakah itu marah, benci, atau iri? Setelah itu, barulah kita dapat menentukan langkah untuk mengatasi perasaan tersebut.

Mengendalikan Amarah
Rasulullah SAW bersabda:

‎إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ

“Innama asy-syadīdu allażī yamliku nafsahū ‘inda al-ghaḍab.”
“Orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan amarahnya,” (HR Bukhari dan Muslim). Kesabaran menjadi kunci dalam meredam amarah yang muncul.

BACA JUGA:  Sebuah Kilas Balik Menjalankan Ibadah Qurban: Wujud Ketaqwaan dan Kepedulian Sosial

Memaafkan Orang Lain
Memaafkan berarti melepaskan. Pahami bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan, termasuk diri kita sendiri.

Melawan Dengki dengan Syukur dan Doa
Saat rasa iri muncul, paksakan diri untuk menerima pencapaian orang lain dengan lapang dada. Doakan kebaikan bagi mereka. Rasulullah SAW bersabda:

‎إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

“Iyyākum wa al-ḥasada fa inna al-ḥasada ya’kulu al-ḥasanāti kamā ta’kulu an-nāru al-ḥaṭab.”
“Hendaklah kalian menjauhi sifat dengki karena sesungguhnya sifat dengki itu memakan kebajikan sebagaimana api melahap kayu bakar,” (HR Abu Daud).

Menggapai Kedamaian Hati

Agar terhindar dari sifat dengki, fokuslah pada rasa syukur atas apa yang kita miliki. Hentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.

Jadikan hidup sebagai momen untuk memperbanyak memaafkan dan memberi. Dengan begitu, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih damai dan penuh persaudaraan di mana pun kita berada.

Artikel ini bersumber dari media sosial LDII Alas Barat.

admin

LDII PC Soreang turut memasifkan publikasi pemberitaan positif dan nyata seputar LDII sebagai ormas Islam yang hadir di tengah-tengah masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *