Kabar Baik:

Moderasi Beragama: Kunci Harmoni di Era Modern dalam Pelatihan Dai-Daiyah LDII Kabupaten Bandung

Moderasi Beragama: Kunci Harmoni di Era Modern dalam Pelatihan Dai-Daiyah LDII Kabupaten Bandung—Bertempat di Aula GSG Baitul Manshurin, Cinunuk, Cileunyi, Kabupaten Bandung pada Rabu (11/9), Dr. H. Usep Dedi Rostandi, Lc., MA., selaku Direktur Eksekutif Rumah Moderasi Beragama UIN SGD menyampaikan materi penting dalam Pelatihan Dai-Daiyah yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Bandung. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat wawasan kebangsaan dan keagamaan bagi para peserta.

Dalam materinya yang bertajuk “Moderasi Beragama di Era Perkembangan Zaman Abad ke-21,” Dr. Usep menegaskan bahwa moderasi beragama merupakan kunci untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat yang semakin majemuk.

Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan berarti mengabaikan prinsip-prinsip agama, melainkan menempatkan agama sebagai kekuatan yang mendukung persatuan bangsa.

“Jangan salah sebut. Bukan moderenisasi beragama, bukan juga moderasi agama, tetapi moderasi beragama,” tegasnya.

Beliau juga menyoroti bagaimana potensi keragaman di Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, dapat menjadi kekuatan besar jika dikelola dengan baik. Namun, keragaman juga bisa menjadi sumber konflik apabila masyarakat tidak mampu menerima dan menghargai perbedaan tersebut.

“Keragaman bisa bersifat positif (damai) dan menjadi potensi kekuatan, namun juga bisa bersifat negatif (konflik) jika menjadi kelemahan,” ucap Dr. Usep.

“Kita tahu bahwa dalam sejarah, Indonesia merdeka berkat kontribusi berbagai suku dan agama. Sebaliknya, Uni Soviet, yang berdiri sejak 1922, runtuh setelah 69 tahun pada 25 Desember 1991,” ungkapnya.

“Uni Soviet terpecah menjadi 15 negara bagian: Rusia, Ukraina, Belarus, Moldova, Estonia, Latvia, Lituania, Georgia, dan Kazakhstan. Selain itu, Yugoslavia yang dulunya merupakan satu negara juga terpecah menjadi Slovenia, Kroasia, Bosnia, Serbia, Makedonia, dan Montenegro, yang akhirnya memicu perang saudara,” tambahnya.

BACA JUGA:  Pelatihan Jurnalistik LDII Jabar untuk Kader Muda dalam Upaya Penguatan Syiar Islam

Moderasi Beragama: Kunci Harmoni di Era Modern dalam Pelatihan Dai-Daiyah LDII Kabupaten Bandung

Oleh karena itu, moderasi beragama menjadi sangat penting untuk memastikan terwujudnya toleransi, perdamaian, dan keadilan sosial di tengah perbedaan yang ada. Pemerintah pun menginginkan keberagaman suku dan agama di Indonesia tetap kondusif.

Muncullah konsep Moderasi Beragama yang dititipkan kepada Kementerian Agama, bukan kepada Polri atau TNI. Sebab, isu agama sangat mudah diprovokasi, sehingga hal ini dipercayakan kepada Kementerian Agama.

Selanjutnya, Dr. Usep mengajak para dai dan daiyah untuk terus menanamkan nilai-nilai moderasi beragama dalam setiap aktivitas dakwah. Menurutnya, dakwah yang moderat akan membawa umat pada pemahaman agama yang inklusif dan menghargai keberagaman, sesuai dengan semangat kebangsaan Indonesia.

“Kami berharap para peserta memperoleh ilmu dan wawasan untuk melaksanakan tugas sebagai dai dan daiyah, serta mengimplementasikan semua pengetahuan yang diperoleh dari narasumber,” ucap Dr. Usep di hadapan 200 peserta Diklat Wawasan Kebangsaan dan Keagamaan Dai Daiyah LDII Kabupaten Bandung, Rabu (11/9).

Selain menegaskan sebagai umat beragama yang moderat, kita berpedoman pada Alquran dan Alhadits.—Usep juga mengimbau para dai dan daiyah untuk bersikap bijak saat menghadapi masyarakat yang heterogen. Termasuk

“Sebagai dai dan daiyah, jangan terlalu kasar atau keras, sebab masyarakat yang kita jumpai di lapangan berbeda-beda. Yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengajak mereka kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan,” tambahnya.

Dr. Usep juga menyinggung ajaran Nabi Muhammad ﷺ, “Inilah yang diperintahkan oleh Nabi, agar kita mengajak dan mengarahkan masyarakat berada di jalan yang benar.”

Terkait antusiasme dari Dai Daiyah LDII Kabupaten Bandung, Dr. Usep yakin bahwa para peserta dapat membekali diri dengan ilmu yang diperoleh.

BACA JUGA:  Hari Jadi Kota Kediri ke-1145: Perkuat Kerukunan Antar Umat Beragama

“Insya Allah, mereka paham, dan akan mulai menerapkan apa yang mereka dapatkan dari setiap pemateri diklat,” ujar Dr. Usep.

Moderasi Beragama: Kunci Harmoni di Era Modern dalam Pelatihan Dai-Daiyah LDII Kabupaten Bandung
Dr. H. Usep Dedi Rostandi, Lc., MA (pojok kanan) bersama pemateri lain dan panitia Diklat Dai Daiyah LDII Kabupaten Bandung.

“Terima kasih, semoga sukses selalu, dan semoga para Dai Daiyah LDII Kabupaten Bandung semakin berhasil,” pungkasnya.

Kang Adetruna

Adetruna, reporter LinesTV (No.ST-04/linestv.id/20240603)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

👍💯✨ Jangan Lewatkan

LDII Situbondo Tingkatkan Ketahanan Pangan dengan Pemanfaatan Lahan Kering Menjadi Produktif

LDII Situbondo Tingkatkan Ketahanan Pangan dengan Pemanfaatan Lahan Kering Menjadi Produktif

LDII Kabupaten Situbondo memberdayakan pemuda melalui program ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan kering menjadi subur dan produktif. Program ini bertujuan memperkuat ekonomi keluarga dan mengembangkan wisata buah di Kota Santri.

Selengkapnya
Metode BCM PC LDII Senen dan TPQ Al-Firdaus

Metode BCM PC LDII Senen dan TPQ Al-Firdaus: Belajar Seru untuk Anak Usia PAUD hingga SD

PC LDII Senen berkolaborasi dengan TPQ Al-Firdaus mengadakan pembelajaran di luar kelas dengan metode Bermain, Cerita, dan Menyanyi (BCM) di Taman Lapangan Banteng. Metode ini memberikan pendekatan Happy Learning bagi anak-anak PAUD hingga SD.

Selengkapnya
Munaqosyah Generasi Penerus LDII Kapanewon Mlati: Membangun Generasi Muda yang Beriman dan Berilmu

Munaqosyah Generasi Penerus LDII Kapanewon Mlati: Membangun Generasi Muda yang Beriman dan Berilmu

PC LDII Kapanewon Mlati menyelenggarakan Munaqosyah Generasi Penerus untuk menumbuhkan kecintaan anak muda terhadap Al-Quran, membentuk karakter mandiri, meningkatkan ketakwaan, dan melatih keberanian dalam berdakwah.

Selengkapnya

This will close in 0 seconds