Pengembangan Sorgum di Desa Ambawang: Langkah Baru Menuju Ketahanan Pangan—Isu ketahanan pangan selalu menarik untuk dibahas karena berhubungan dengan keberlangsungan hidup umat manusia di bumi.
Salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan di suatu daerah adalah dengan melakukan diversifikasi pangan lokal. Diversifikasi pangan lokal adalah upaya untuk memvariasikan sumber pangan agar tidak hanya bergantung pada padi.
Untuk mewujudkan program ketahanan pangan, Hayatul Mursyida, Kepala Desa Ambawang di Kecamatan Batuampar, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, mengajak Ketua Dewan Pimpinan Daerah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPD LDII) Tanah Laut untuk mengembangkan sorgum di desanya.
Mursyida berharap desanya kelak akan viral sebagai sentra sorgum. Dengan menggunakan sumber pangan alternatif yang dapat tumbuh di daerah setempat, diversifikasi pangan dapat membantu meminimalisir kemungkinan kekurangan pangan.
Ketua DPD LDII Tanah Laut, Anton Kuswoyo, menyambut baik ajakan Kepala Desa Ambawang tersebut. Ia sedang melakukan penelitian disertasi tentang sorgum dan percaya bahwa sorgum cocok untuk pengembangan di Kabupaten Tanah Laut, baik sebagai sumber pangan maupun pakan ternak.
“Biji sorgum dapat kita gunakan sebagai nasi sorgum, yang bisa semuar orang konsumsi seperti nasi dari beras. Bahkan, nasi sorgum cocok untuk penderita diabetes,” sebut Anton.
Pengembangan Sorgum di Desa Ambawang: Langkah Baru Menuju Ketahanan Pangan
Anton menjelaskan bahwa dalam 100 gram sorgum mentah terdapat sekitar 330 kalori dan berbagai nutrisi penting lainnya, seperti: 11 gram protein, 3 gram lemak, 72 gram karbohidrat, dan 7 gram serat. Sorgum juga kaya akan vitamin B1, piridoksin, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, selenium, dan zinc. Selain itu, biji-bijian ini mengandung senyawa fenolik, flavonoid, dan tanin yang berperan sebagai antioksidan.
“Batang dan daun sorgum juga cocok untuk pakan ternak, terutama kambing dan sapi,” lanjut Anton.
“Sorgum juga dapat menyerap karbondioksida dari udara lebih banyak daripada tanaman sejenis lainnya. Dengan demikian, sorgum dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca yang terus meningkat,” tambahnya.
Anton akan segera memberikan pelatihan budidaya sorgum kepada warga Desa Ambawang.
“Kami berharap mendapat bimbingan dari Pak Anton Kuswoyo tentang budidaya sorgum dan pengolahannya menjadi pakan ternak. Kami ingin program ketahanan pangan di desa kami terwujud,” ungkap Mursyida dengan antusias. (Kus)