Peran Kunci Petani Indonesia: LDII Dorong Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal—Setiap tanggal 24 September, masyarakat Indonesia merayakan Hari Tani Nasional sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi petani dalam kemajuan bangsa.
Hari Tani memiliki hubungan erat dengan upaya pemerintah untuk menciptakan distribusi lahan yang lebih adil, meningkatkan kesejahteraan petani, dan menghapus praktik feodalisme yang merugikan melalui pemberlakuan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960.
Rubiyo, Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat, menegaskan bahwa sebagai negara agraris, sektor pertanian memiliki peran krusial bagi Indonesia.
“Dengan populasi yang sudah mencapai lebih dari 280 juta jiwa, kebutuhan pangan harus dipersiapkan dengan matang,” ujarnya.
Menurutnya, mengingat Indonesia terdiri dari banyak pulau, strategi khusus diperlukan dalam pengelolaan sektor pertanian guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
“Pengelolaan ini harus disesuaikan dengan kearifan lokal, baik dalam pengembangan komoditas maupun kebijakan yang diterapkan,” ungkap Rubiyo.
Sebagai contoh, varietas tanaman yang cocok di Pulau Jawa belum tentu dapat berkembang dengan baik di Pulau Kalimantan.
“Setiap wilayah memiliki agroekologi yang berbeda-beda,” tambahnya.
Rubiyo optimis, dengan mempertimbangkan kearifan lokal, sektor pertanian dapat meningkatkan daya saing dan memberikan nilai tambah ekonomi, sekaligus menjadi sumber devisa nasional.
“Komoditas yang dikembangkan harus sesuai dengan karakteristik wilayah dan memiliki tingkat adaptabilitas yang tinggi, agar produktivitas serta kualitas hasilnya terjamin. Selain itu, perlu diperhatikan pula budaya dan masyarakat setempat,” imbuh Rubiyo.
Rubiyo juga memaparkan beberapa inisiatif LDII, seperti pengembangan lahan di Bangka Belitung untuk menanam kopi, rempah, dan obat herbal. Di samping itu, di Kabupaten Blora, LDII fokus pada pengembangan komoditas sorgum.
Dalam rangka diversifikasi pangan, diperlukan inovasi dalam pengolahan sumber pangan lokal agar masyarakat tidak selalu bergantung pada beras. Jagung, umbi-umbian, sagu, dan pisang dapat kita olah menjadi makanan yang berkualitas.
“Selain bernilai tambah, pangan lokal juga memiliki daya saing dan mampu memenuhi kebutuhan karbohidrat serta protein,” tuturnya.
Lebih lanjut, Rubiyo mengingatkan bahwa ketahanan pangan harus kita mulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga.
“Setiap keluarga dapat memanfaatkan lahan di pekarangan rumah, tanpa perlu lahan yang luas. Urban farming bisa menjadi solusi,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa diversifikasi pangan dan optimalisasi kearifan lokal akan menjadi kunci dalam mencapai swasembada serta kedaulatan pangan.
“Dengan demikian, Indonesia akan mampu menghadapi dan beradaptasi dengan krisis pangan global,” tutup Rubiyo.
Peran Kunci Petani Indonesia: LDII Dorong Pembangunan Berbasis Kearifan Lokal
Hari Tani Nasional menjadi momentum untuk mengingat pentingnya sektor pertanian bagi keberlangsungan bangsa Indonesia. Peran petani tidak hanya terbatas pada penyediaan pangan, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi nasional.
Melalui pendekatan yang mengedepankan kearifan lokal, seperti yang pernyataan dari Ketua DPP LDII Bidang Pengabdian Masyarakat, Rubiyo, sektor pertanian dapat terus dikembangkan dengan meningkatkan daya saing dan adaptabilitas komoditas lokal.
Diversifikasi pangan, inovasi pengelolaan lahan, dan partisipasi keluarga dalam ketahanan pangan melalui urban farming adalah langkah-langkah konkret menuju kedaulatan pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
Dengan demikian, Indonesia akan semakin siap menghadapi tantangan krisis pangan global.