Kabar Baik:

Podcast Rakornas LDII: Kesehatan dan Pendidikan untuk Generasi Cerdas

Podcast Rakornas LDII: Kesehatan dan Pendidikan untuk Generasi Cerdas

Podcast Rakornas LDII: Kesehatan dan Pendidikan untuk Generasi Cerdas—Ketua DPW LDII Jawa Barat Dicky AM Harun mengungkapkan bahwa program mencerdaskan anak bangsa harus diimbangi dengan program kesehatan yang baik.

Hal itu ia sampaikan dalam “Podcast Rakornas LDII”, dengan tema “Meningkatkan Kesadaran Hidup Sehat pada Warga Masyarakat”. Podcast tersebut dihelat bersamaan dengan kegiatan Rapat Koordinasi Nasional LDII di Ponpes Minhaajurrosyidiin, Jakarta, pada Jumat (20/9).

“Kalau sakit dan sulit berobat, karena masih kurangnya infrastruktur kesehatan, maka kecerdasan bisa kurang maksimal,” kata alumnus Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran tersebut.

Untuk itu, ia berharap anggaran kesehatan bisa mencapai 10 persen. “Saat ini masih di kisaran lima persen. Jika dinaikkan, potensi mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dan sehat akan lebih besar,” ujar Dicky.

Dicky menekankan bahwa pondasi membangun bangsa adalah pendidikan dan kesehatan. Hal yang sama juga dilakukan oleh LDII.

“Core business LDII adalah dakwah, dan ini tidak bisa berdiri sendiri. Butuh dukungan ekonomi, keamanan, dan kesehatan,” ujar Dicky.

Maka, para pendakwah harus sehat. “Kalau sering sakit, bagaimana bisa berdakwah?” imbuhnya.

Terkait virus, seperti Covid-19, Ketua DPW LDII Lampung, Aditya, mengungkapkan bahwa saat pandemi, tidak semua orang otomatis terpapar.

“Tergantung pada daya tahan tubuh, gizi makanan yang dikonsumsi, serta tingkat stres dalam diri seseorang,” ujarnya.

Oleh karena itu, perlu belajar bagaimana meningkatkan daya tahan tubuh. “Salah satu langkah di LDII adalah mencanangkan setiap rumah tangga memiliki tanaman herbal, seperti temulawak, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati penyakit tertentu,” tutur Aditya.

Berbicara tentang stres yang banyak melanda generasi masa kini, Aditya mengingatkan bahwa anak-anak tidak boleh terlalu bergantung pada orang tua.

BACA JUGA:  LDII Bengkulu Dorong Pengurus Praktikkan Budi Luhur dan Kontribusi Aktif

“Mereka harus diajarkan cara menghadapi masalah. Jika menghindari masalah, itu tidak baik bagi diri mereka, karena masalah akan selalu datang. Penting untuk melatih anak agar kuat menghadapi masalah,” jelasnya.

Mengenai fenomena cuci darah, Aditya mengungkapkan bahwa bangsa Indonesia menghadapi tantangan tersebut.

“Bahkan ada anak usia 7 tahun yang sudah menjalani cuci darah, karena sering mengonsumsi minuman kemasan yang mengandung gula tinggi,” ujarnya.

Aditya melihat hal ini sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan. “Orang tua ingin menyenangkan dan menenangkan anak melalui minuman tersebut, tetapi ternyata justru berdampak buruk. Gula tinggi dapat menyebabkan ketagihan dan merusak metabolisme tubuh,” kata Aditya, yang juga alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Selain itu, gula juga dapat menjadi ancaman bagi kesehatan gigi. Bakteri mudah berkembang biak di lingkungan yang manis.

“Gula akan menempel di gigi dan membuat bakteri cepat berkembang biak. Gula akan berikatan dengan asam dan menyebabkan gigi menjadi keropos,” imbuhnya.

Untuk menanggulangi masalah cuci darah dan gigi keropos, Aditya menyarankan untuk rajin menyikat gigi dan cukup minum air putih.

“Strategi lainnya adalah meningkatkan literasi tentang kandungan makanan dalam kemasan, sehingga konsumsi terhadap makanan dan minuman tertentu tidak berlebihan,” kata Aditya, yang juga mengambil spesialis transfusi darah.

Aditya juga menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak untuk kritis terhadap produk makanan atau minuman kemasan tertentu. “Bagaimana dampaknya jika dikonsumsi berlebihan,” ujarnya.

Aditya mengungkapkan, “Kita adalah apa yang kita konsumsi. Maka, kita harus bertanggung jawab penuh terhadap apa yang kita konsumsi, untuk mewujudkan tubuh yang sehat,” tutup Aditya.

Podcast Rakornas LDII: Kesehatan dan Pendidikan untuk Generasi Cerdas

Artikel ini membahas pentingnya kesehatan sebagai bagian integral dari upaya mencerdaskan bangsa. Ketua DPW LDII Jawa Barat, Dicky AM Harun, menekankan bahwa kecerdasan tidak dapat tercapai maksimal jika kesehatan terabaikan. Ia menyarankan anggaran kesehatan dinaikkan menjadi 10 persen untuk mendukung generasi sehat dan cerdas.

BACA JUGA:  2 Pemain FORSGI Indonesia Berlatih di Spanyol

Selain itu, Ketua DPW LDII Lampung, Aditya, berbicara tentang cara meningkatkan daya tahan tubuh dan pentingnya tanaman herbal seperti temulawak. Aditya juga menyoroti masalah kesehatan akibat konsumsi minuman bergula tinggi, yang menyebabkan ketergantungan dan masalah seperti cuci darah bahkan pada anak-anak. Dia juga menekankan pentingnya literasi gizi dan kebiasaan menjaga kebersihan gigi untuk mencegah masalah kesehatan lebih lanjut.

Kesimpulannya, kesehatan, gizi, dan edukasi penting dalam membentuk generasi yang sehat dan cerdas, yang dapat menangani masalah hidup tanpa bergantung sepenuhnya pada orang tua.

admin

LDII SOREANG menyajikan informasi dan berita terkini yang berkolaborasi dengan FORSGI, SENKOM, Persinas ASAD, dan LDII seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

👍💯✨ Jangan Lewatkan

Metode BCM PC LDII Senen dan TPQ Al-Firdaus

Metode BCM PC LDII Senen dan TPQ Al-Firdaus: Belajar Seru untuk Anak Usia PAUD hingga SD

PC LDII Senen berkolaborasi dengan TPQ Al-Firdaus mengadakan pembelajaran di luar kelas dengan metode Bermain, Cerita, dan Menyanyi (BCM) di Taman Lapangan Banteng. Metode ini memberikan pendekatan Happy Learning bagi anak-anak PAUD hingga SD.

Selengkapnya
Munaqosyah Generasi Penerus LDII Kapanewon Mlati: Membangun Generasi Muda yang Beriman dan Berilmu

Munaqosyah Generasi Penerus LDII Kapanewon Mlati: Membangun Generasi Muda yang Beriman dan Berilmu

PC LDII Kapanewon Mlati menyelenggarakan Munaqosyah Generasi Penerus untuk menumbuhkan kecintaan anak muda terhadap Al-Quran, membentuk karakter mandiri, meningkatkan ketakwaan, dan melatih keberanian dalam berdakwah.

Selengkapnya
4 Tali Keimanan Prinsip LDII dalam Syukur, Mempersungguh, Doa, dan Mengagungkan

4 Tali Keimanan Prinsip LDII dalam Syukur, Mempersungguh, Doa, dan Mengagungkan

Pelajari lebih dalam tentang 4 Tali Keimanan dalam ajaran LDII yang meliputi Syukur, Mempersungguh, Doa, dan Mengagungkan untuk memperkuat iman dan menjalani kehidupan spiritual yang lebih baik.

Selengkapnya

This will close in 0 seconds