Pondok Pesantren Al-Manshurin: Mencetak Generasi Muda Berakhlakul Karimah dan Mandiri Sejak 2015 — Pondok Pesantren Al-Manshurin, berada di bawah naungan LDII, didirikan di Kabupaten Jember sejak tahun 2015. Lembaga ini berlokasi di Jalan Langsep Raya 14, Patrang, Jember.
Selain menerima santri murni, Pondok Pesantren Al-Manshurin juga membuka pendaftaran bagi santri pelajar dari berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Kejuruan.
Pada tahun 2015, Pondok Pesantren Al-Manshurin mencatat 12 santri murni dan 15 santri pelajar. Kemudian, jumlah ini terus bertambah hingga tahun 2024.
Pada tahun 2016, tercatat ada 74 santri, baik murni maupun pelajar. Hingga tahun 2020, jumlah santri meningkat menjadi 92 orang.
Tahun 2024 ini, terdaftar ada 67 santri, baik murni maupun pelajar. Santri datang dari berbagai daerah di sekitar Jember.
Menurut Ketua Pondok Pesantren Al-Manshurin, KH. Drs. Budi Santoso, santri tidak hanya berasal dari Jember. Mereka juga berasal dari Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, dan Probolinggo.
Selain itu, ada juga santri yang berasal dari luar Jawa, seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung, Bali, Sumatra, dan Papua.
Pondok ini didirikan oleh beberapa tokoh ulama LDII di Jember. Di antaranya, KH. RMG. Suhartono (alm), KH. Drs. Boedijono, M.Si, dan KH. Ir. M. Bintoro, M.Sc.
Selain mereka, Ustad Sutanto, Drs. H. Sunardi, MP, dan tokoh-tokoh lainnya juga turut serta. Mereka mendirikan pondok ini dengan tujuan mulia.
Tujuan pendirian pondok adalah mencerdaskan generasi muda dalam keilmuan Qur’an dan Hadits. Selain itu, juga untuk mengembangkan akhlakul karimah dan menanamkan ilmu kemandirian.
Syarat menjadi santri di Pondok Al-Manshurin sangat mudah. Santri putra maupun putri yang ingin mondok dapat mendaftar. Mereka bisa murni (tidak sekolah) atau yang sekolah.
Para santri diharuskan tinggal di asrama untuk membiasakan hidup disiplin dan teratur. Hal ini juga memudahkan mereka mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Pondok ini juga menerima putra-putri yang tinggal di sekitar pondok. Mereka dapat mengikuti kegiatan pondok meskipun tetap tinggal di rumah.
Pondok Pesantren Al-Manshurin memiliki fasilitas memadai untuk proses belajar-mengajar. Fasilitas tersebut termasuk masjid dua lantai, aula, asrama putri, dan asrama putra.
Pondok Pesantren Al-Manshurin: Mencetak Generasi Muda Berakhlakul Karimah dan Mandiri Sejak 2015
Selain itu, ada juga koperasi, dapur umum, unit kesehatan santri, dan tempat olahraga. Biaya yang dikenakan kepada setiap santri adalah Rp. 200.000,- per bulan.
Biaya tersebut sudah termasuk uang pemondokan dan makan tiga kali sehari. Untuk santri yang sekolah, ada tambahan biaya sebesar Rp. 200.000,-.
Para pengajar di Pondok Pesantren Al-Manshurin adalah ustad dan ustadzah lulusan pondok kutubushitah dalam binaan DPP LDII. Mereka termasuk Ustad Feryansyah, Ustad Cerys, dan Ustad Alim.
Selain itu, ada Ustad Abdul Syukur Taufik, Ustad Juremi, Ustad Firdaus, Ustadzah Maya, dan Ustadzah Tata. Mereka mengajar dengan penuh dedikasi.
Kurikulum utama pondok ini adalah Alquran dan Alhadits. Masa studi berlangsung selama 1,5 hingga dua tahun.
Lulusan pondok akan mengikuti tes di Pondok Walibarokah Kediri dan Pondok Al-Ubaidah Kertosono. Kemudian, mereka akan menjadi juru dakwah pemula.
Juru dakwah pemula ini akan ditugaskan di tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) dan Pengurus Cabang (PC) LDII di seluruh Indonesia.