Ponpes Wali Barokah Hadiri Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Ponpes Wali Barokah Hadiri Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Ponpes Wali Barokah Hadiri Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

Ponpes Wali Barokah Hadiri Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat—Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah Kota Kediri turut serta dalam kampanye “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” yang dihelat Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Acara ini menjadi bagian dari puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-60 yang dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono, pada Kamis (21/11) di Sidoarjo, Jawa Timur.

Transformasi Kesehatan di Jawa Timur

Dalam sambutannya, Adhy Karyono menjelaskan bahwa peringatan HKN merupakan momen penting untuk meneguhkan komitmen meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Jawa Timur.

“Selaras dengan pemerintah pusat, dalam pembangunan bidang kesehatan, Pemprov Jatim berpedoman pada enam pilar transformasi kesehatan,” ungkapnya.

Enam pilar tersebut mencakup:

  1. Program Kabupaten/Kota Sehat (KKS)
  2. Open Defecation Free (ODF)
  3. Universal Health Coverage (UHC)
  4. Integrasi Layanan Primer (ILP)
  5. Program Pesantren Sehat (PESAT)
  6. Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP)

Arah Kebijakan dan Target Kesehatan di Jawa Timur

Adhy juga menyoroti tiga fokus utama pembangunan kesehatan sesuai arahan Presiden RI, yaitu:

  • Pemeriksaan kesehatan gratis,
  • Penurunan kasus TB,
  • Pembangunan rumah sakit berkualitas di daerah terpencil dan tertinggal.

Capaian ini tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur, yang mencatat nilai 74,65 pada tahun 2023, meningkat 3,15% sejak 2019 dan melampaui rata-rata nasional sebesar 74,39.

Ponpes Wali Barokah Kediri menghadiri kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang diadakan Dinkes Jatim dalam peringatan HKN ke-60. Fokus pada transformasi kesehatan, upaya pencegahan, dan peningkatan taraf hidup melalui program unggulan seperti PESAT, UHC, serta penurunan stunting di Jawa Timur.

Pentingnya Upaya Preventif dan Promotif

Adhy menekankan pentingnya menggeser fokus dari upaya pengobatan (kuratif) menuju langkah pencegahan (promotif dan preventif).

BACA JUGA:  Festival Akbar Generus LDII Jakarta Barat Dapat Dukungan Pemkot

“Melalui skrining penyakit menular dan tidak menular secara rutin, kita dapat memantau kesehatan masyarakat dan mengurangi biaya pengobatan,” ujarnya.

Selain itu, sesuai Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, beberapa prioritas kesehatan yang ditekankan meliputi:

  • Penurunan angka stunting,
  • Pengurangan Angka Kematian Ibu (AKI),
  • Penurunan Angka Kematian Bayi (AKB).

Pada Triwulan III 2024, prevalensi stunting di Jatim mencapai 6,02%, turun dari 6,10% pada Triwulan II, dengan semua kabupaten/kota di Jatim berada di bawah ambang 14%.

Peran Pesantren dalam Peningkatan Kesehatan

Adhy menyoroti peran penting pesantren dalam mendukung program kesehatan. “Pesantren menjadi prioritas Pemprov Jatim untuk menempatkan tenaga medis, karena lingkungan pesantren rentan terhadap penyebaran penyakit,” jelasnya.

Ia juga mendorong kolaborasi antara pesantren dan fasilitas kesehatan setempat untuk meningkatkan layanan kesehatan.

Makan Bergizi Gratis untuk Masyarakat

Sebagai bagian dari kampanye kesehatan, Adhy mengimbau insan kesehatan untuk terlibat dalam program Makan Bergizi Gratis dengan memperhatikan aspek nutrisi yang sesuai dengan prinsip empat sehat lima sempurna.

“Kami minta para insan kesehatan mengambil peran dalam memastikan pelaksanaan program ini berjalan dengan baik dan memenuhi kebutuhan gizi masyarakat,” katanya.

Kolaborasi untuk Kesehatan yang Lebih Baik

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Prof. Erwin Astha Triyono, menegaskan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam membangun kesehatan di Jawa Timur.

“Pembangunan kesehatan tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus bergandengan tangan dengan semua pemangku kepentingan, dari pusat hingga daerah,” jelasnya.

Prof. Erwin juga menyoroti progres capaian program kesehatan di Jatim, termasuk KKS, ODF, UHC, ILP, PESAT, dan GP2SP. Ke depan, fokus utama akan beralih dari pengobatan menuju langkah preventif dengan memperhatikan pola makan, istirahat, dan perilaku hidup sehat.

BACA JUGA:  Jamintel Kejagung Dorong Nasionalisme Lewat Sekolah Virtual Kebangsaan LDII

“Jika kita tidak segera beralih ke pendekatan promotif dan preventif, berapa pun jumlah rumah sakit yang kita bangun, tetap tidak akan cukup,” pungkasnya.


Discover more from LDII PC Soreang

Subscribe to get the latest posts sent to your email.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Discover more from LDII PC Soreang

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading