Ponpes Wali Barokah Masuk 3 Besar Pesantren Sehat Jawa Timur, Dapat Kunjungan Verifikasi dari Provinsi
Ponpes Wali Barokah Masuk 3 Besar Pesantren Sehat Jawa Timur, Dapat Kunjungan Verifikasi dari Provinsi—Berita Baik LDII kali ini datang dari Pondok Pesantren Wali Barokah masuk kategori tiga besar pesantren sehat di Jawa Timur.
Hal ini disampaikan oleh Malik Afis, ketua tim verifikasi lomba pesantren sehat Provinsi Jawa Timur. Menurutnya, lingkungan Pondok Pesantren Wali Barokah sudah cukup bersih dan sesuai ekspektasi tim juri.
“Ini adalah salah satu pesantren sehat di Provinsi Jawa Timur. Penilaian mencakup beberapa indikator, seperti kebijakan berwawasan kesehatan, program atau layanan kesehatan, serta pemenuhan sarana dan sanitasi,” terangnya pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Dari 38 wilayah kabupaten/kota, terdapat 26 pondok pesantren di Jawa Timur yang berpartisipasi dalam lomba ini.
“Alhamdulillah, Pondok Pesantren Wali Barokah masuk dalam tiga besar. Penilaian pesantren sehat terakhir kali dilakukan pada 2017. Biasanya penilaian dilakukan dua tahun sekali, namun sempat tertunda akibat pandemi. Tahun ini, penilaian kembali dilanjutkan,” ucapnya.
Tim verifikasi juga mengunjungi beberapa fasilitas di Ponpes Wali Barokah, termasuk tempat produksi roti yang dinilai memiliki proses pengolahan yang baik, serta area pengelolaan sampah.

Ponpes Wali Barokah Masuk 3 Besar Pesantren Sehat Jawa Timur, Dapat Kunjungan Verifikasi dari Provinsi
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah, KH Sunarto, menjelaskan bahwa pihaknya hari ini menerima kunjungan tim verifikasi lapangan tentang kesehatan pesantren dari Provinsi Jawa Timur.
“Maksud tujuannya adalah untuk melihat lebih dekat dan memverifikasi apa yang telah kami sampaikan ke pihak Provinsi Jawa Timur, kemudian mencocokkan dengan kondisi di lapangan. Beberapa aspek yang menjadi perhatian mencakup kebersihan, kesehatan, serta prasarana penunjang, khususnya Poskestren,” ungkapnya.
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan momentum Hari Santri Nasional dan Hari Kesehatan Nasional sehingga waktunya dirasa tepat.
“Kami berharap perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kebiasaan. Ini sudah kami lakukan sejak awal. Kami juga berharap dengan kunjungan lapangan dari tim Provinsi Jawa Timur, ada masukan yang dapat diberikan kepada kami. Jika masih ada kekurangan, kami berharap bisa mendapatkan pendampingan, baik dari Dinas Kesehatan Kota maupun puskesmas,” katanya.
KH Sunarto menegaskan kembali pentingnya edukasi perilaku hidup sehat, agar pengurus dan santri memahami pentingnya kesehatan. Tidak hanya sekadar imbauan, tetapi juga dilengkapi dengan sarana seperti bak sampah dan lainnya.
“Kami juga memperkenalkan minum jamu, yang mungkin jarang dilakukan pondok pesantren lain,” tutupnya.