Profil Desa Cicalengka Kulon dan Sejarahnya

Profil Desa Cicalengka Kulon dan Sejarahnya

Profil Desa Cicalengka Kulon dan Sejarahnya

Profil Desa Cicalengka Kulon dan Sejarahnya—Desa Cicalengka Kulon adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 70,09 km² dan terdiri dari 10 RW serta 31 RT. Dalam upaya pembangunan yang merata, keberadaan aparatur pemerintah desa yang kompeten sangat penting.

Selain itu, partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat juga diperlukan untuk menciptakan sinergi dalam pembangunan, agar hasil pembangunan dapat dirasakan oleh semua warga.

Batas Wilayah Desa Cicalengka Kulon adalah sebagai berikut:

  • Utara: berbatasan dengan Desa Tenjolaya dan Desa Babakan Peuteuy
  • Selatan: berbatasan dengan Desa Waluyah dan Desa Cikuya
  • Barat: berbatasan dengan Desa Cikuya dan Desa Panenjoan
  • Timur: berbatasan dengan Desa Cicalengka Wetan

Secara geografis, Desa Cicalengka Kulon terletak pada koordinat 1,0783648267e+16 Bujur Timur dan -6,9857106705e+15 Lintang Selatan. Dari segi topografi, mayoritas wilayah desa ini merupakan dataran dengan ketinggian bervariasi di atas permukaan laut, mencapai sekitar 689 mdpl.

Kebanyakan RW di desa ini bukan merupakan kawasan hutan, dan kegiatan pemerintahan desa berlangsung di kantor kepala desa yang merupakan aset desa yang masih layak digunakan.

Sejarah Cicalengka dapat ditelusuri hingga masa Hindia Belanda pada tahun 1896, ketika Cicalengka merupakan afdeeling dari Regentschap Bandong.

Dalam struktur pemerintahan saat itu, afdeeling setara dengan kecamatan, sedangkan regentschap setara dengan kabupaten. Cicalengka menyimpan berbagai bangunan bersejarah yang masih mempertahankan gaya arsitektur kolonial, dikenal sebagai Indische Empire Stijl.

Beberapa bangunan yang masih ada adalah kantor kepatihan Tjijalengka dan rumah dinas Patih Tjijalengka, serta sejumlah rumah warga yang memiliki arsitektur kolonial-lokal.

Kombinasi gaya arsitektur Belanda dan lokal terlihat dari atap tumpang, langit-langit tinggi, dan banyaknya jendela besar. Desain ini merupakan penyesuaian yang dilakukan oleh Belanda yang tidak terbiasa dengan iklim tropis, sehingga mereka menciptakan ventilasi yang luas untuk menjaga suhu dalam ruangan tetap sejuk.

BACA JUGA:  Karyawisata SMP Mazaya Islamic Boarding School: Belajar Sejarah, Teknologi, dan Lingkungan Hidup

Pada awal abad ke-20, Tjijalengka dipimpin oleh seorang patih dalam struktur pemerintahan pribumi, di bawah bupati. Dua bangunan bersejarah ini juga memiliki nilai penting dalam pergerakan emansipasi perempuan, terutama terkait dengan Raden Dewi Sartika.

Selama masa kecilnya, Raden Dewi Sartika tinggal bersama pamannya, Raden Aria, yang menjabat sebagai Patih Tjijalengka. Hal ini menambah nilai historis kedua bangunan tersebut, yang menjadi titik awal perjuangan Raden Dewi Sartika untuk mendirikan Sakola Istri di Bandung.

Desa Cicalengka Kulon sendiri dibentuk melalui penataan wilayah bersama Desa Cicalengka Wetan pada 19 November 1989. Pada waktu itu, nama desa ini masih Desa Cicalengka (desa induk).

Kantor Desa Cicalengka Kulon diresmikan pada tahun 1994 oleh Bupati Bandung H.U. Hatta Djatipermana dan menjadi aset penting hasil penataan wilayah di Kewedanaan Cicalengka dan Cikancung.

Kata ‘kulon’ berarti ‘barat’, yang mencerminkan posisi geografis desa ini. Kepala Desa Cicalengka Kulon yang pertama adalah Bapak Asep Husni Hafid. Terletak di jalur strategis perhubungan darat, yaitu jalan nasional dan provinsi, Desa Cicalengka Kulon memiliki potensi untuk berkembang menjadi desa perkotaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *