Inspirasi

Sejarah Pondok Pesantren Wali Barokah dari Tahun ke Tahun

Sejarah Pondok Pesantren Wali Barokah dari Tahun ke Tahun—Berikut ini sejarah Pondok Pesantren Wali Barokah dari tahun ke tahun.

Artikel ini sekaligus menjawab pertanyaan dari warganet yang sudah masuk ke meja redaksi LDII PC Soreang.

1951: Awal Berdirinya Pondok Pesantren Wali Barokah

Pondok Pesantren Wali Barokah, yang didirikan di Burengan, Kota Kediri, oleh KH. Nur Hasan Al Ubaidah dan Ahmad Ibroham, pada awalnya bernama Pondok Pesantren Burengan.

Pesantren ini lahir sebagai wadah pendidikan agama dengan visi dakwah untuk mencetak kader ulama dan juru dakwah. Keterlibatan aktif masyarakat dalam pengelolaannya menjadikannya salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia.

1972: Penyerahan Pengelolaan kepada Lemkari

Setelah 21 tahun memimpin pesantren, KH. Nur Hasan Al Ubaidah, karena usia lanjut, menyerahkan pengelolaan Pondok Pesantren Burengan kepada Lembaga Karyawan Dakwah Islam (Lemkari).

Penyerahan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah pesantren, mengawali fase baru pengelolaan di bawah lembaga dakwah yang lebih terorganisasi.

1980: Pembangunan Sarana dan Prasarana

Di bawah naungan Lemkari, pada tahun 1980 dimulailah pembangunan berbagai fasilitas untuk menunjang kegiatan pesantren, seperti gedung perkantoran, asrama santri, dan ruang kelas. Infrastruktur ini mendukung pertumbuhan jumlah santri dan peningkatan mutu pendidikan di pesantren.

1991: Lemkari Berubah Menjadi LDII, Pengelolaan Pesantren Tetap Berlanjut

Ketika Lemkari berubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pada tahun 1991, pengelolaan Pondok Pesantren Wali Barokah berlanjut di bawah organisasi LDII. Ini memperkuat peran pesantren dalam jaringan dakwah LDII dan memantapkan posisi pesantren sebagai pusat pendidikan agama yang terpadu.

2010: Pengelolaan Diserahkan ke Yayasan Wali Barokah

Pada 2010, LDII menyerahkan pengelolaan Pondok Pesantren Wali Barokah kepada Yayasan Wali Barokah. Perubahan ini diharapkan dapat lebih memaksimalkan peran pesantren dalam menghasilkan generasi yang profesional religius. Yayasan Wali Barokah kini bertanggung jawab untuk mengelola operasional dan pengembangan pesantren.

BACA JUGA:  Prof. Dr. Drs. Sutrima, M.Si.: Ahli Analisis yang Menerapkan Teori Matematika untuk Optimalisasi Ekonomi Pasar

2000-2009: Menara Asmaul Husna Dibangun, Ikon Baru Kota Kediri

Pada tanggal 1 Januari 2000, pembangunan Menara Asmaul Husna dimulai. Menara setinggi 90 meter dengan kubah berlapis emas ini rampung pada 23 Januari 2009.

Menara ini diresmikan oleh Wakil Presiden RI H. M. Jusuf Kalla. Selain menjadi ikon Kota Kediri, menara ini juga berfungsi sebagai perpustakaan dan ruang kajian Majelis Taujih Wa Al-Irsyad, lembaga ulama LDII yang mengkaji berbagai masalah keumatan.

Pendidikan di Pondok Pesantren Wali Barokah: Fokus pada Alquran dan Alhadis

Pondok Pesantren Wali Barokah memiliki kurikulum utama yang berfokus pada pengajaran Alquran dan Alhadis. Program pendidikan berlangsung selama 1,5 hingga 2 tahun, mencetak juru dakwah yang akan bertugas di berbagai wilayah Indonesia.

Para lulusannya siap melanjutkan peran dakwah di tingkat Pengurus DPP, DPW, DPD, Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pengurus Cabang (PC) LDII di seluruh Indonesia bahkan hingga ke mancanegara, seperti Jepang, Australia, Kanada, dan Kongo.

admin

LDII PC Soreang turut memasifkan publikasi pemberitaan positif dan nyata seputar LDII sebagai ormas Islam yang hadir di tengah-tengah masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *