Berita Baik LDII

Seminar LDII Banten: Perempuan Sebagai Pilar Pembangunan Bangsa

Seminar LDII Banten: Perempuan Sebagai Pilar Pembangunan Bangsa—Serang (1/12) | Perempuan memiliki peran strategis dalam kehidupan, hingga sering disebut sebagai tiang negara.

Berangkat dari pemahaman tersebut, Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPW LDII) Provinsi Banten menyelenggarakan seminar khusus bagi wanita di Masjid Nurul Hidayah, Pakupatan, Kota Serang.

Agenda Tahunan untuk Pemberdayaan Perempuan

KH. Achmad Basyarie, Dewan Penasihat DPW LDII Banten, menyatakan bahwa seminar ini merupakan agenda tahunan yang berfokus pada pemberdayaan perempuan di seluruh wilayah Banten.

“Kami mendukung kesetaraan perempuan. Mereka memiliki peran besar, baik di lembaga maupun dalam keluarga,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya memberikan penghargaan kepada para perempuan.

“Kami akan terus berupaya mempersiapkan kebutuhan mereka. Seminar ini dirancang untuk menjadikan perempuan lebih tangguh, siap menghadapi tantangan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, politik, hingga rumah tangga,” jelasnya.

Tokoh Perempuan Indonesia yang Menginspirasi

Indonesia telah melahirkan banyak tokoh perempuan yang berjasa di zamannya, seperti Gayatri Rajapatni dan Tribhuwana Tunggadewi dari era kejayaan Majapahit, Malahayati dan Cut Nyak Dien sebagai pejuang melawan penjajah, serta R.A. Kartini sebagai pelopor emansipasi perempuan dalam pendidikan.

Basyarie menambahkan bahwa membangun karakter perempuan yang kuat adalah langkah awal untuk menciptakan generasi tangguh.

“Banyak wanita yang belum siap menghadapi kehidupan berkeluarga karena kurangnya kesiapan mengurus dirinya sendiri. Melalui Biro Pemberdayaan Perempuan, LDII akan terus mencetak generasi wanita yang cerdas, mandiri, dan berdaya,” tutupnya.

Seminar LDII Banten: Perempuan Sebagai Pilar Pembangunan Bangsa

Pemahaman Fiqih Wanita sebagai Bekal Hidup

Hj. Kwartini, salah satu pembicara, menyoroti kurangnya pemahaman perempuan mengenai persoalan haid dan istihadhah.

“Ini adalah masalah mendasar yang perlu dipahami. Bagaimana mungkin membantu masyarakat jika belum menguasai ilmu terkait haid, istihadhah, dan cara bersuci?” ujarnya.

BACA JUGA:  Senkom Mitra Polri Sidoarjo Ikuti Upacara Hari Pahlawan di Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo

Ia menjelaskan bahwa istihadhah adalah kondisi wajar, tetapi sering disalahpahami.

“Wanita yang mengalami istihadhah tetap wajib sholat. Oleh karena itu, penting untuk memahami tata cara bersuci,” tambahnya.

Hj. Desy, panelis lain, menambahkan bahwa kebingungan sering terjadi, terutama saat siklus haid tidak normal.

“Istihadhah merupakan darah yang keluar di luar siklus haid normal. Penyebabnya beragam, seperti stres atau masa menopause. Jangan panik, selama masih dalam batas kewajaran,” jelasnya.

Jika haid normal berlangsung 7–10 hari, istihadhah bisa terjadi lebih dari sepuluh hari. Darah istihadhah dianggap sebagai darah penyakit, sehingga wanita yang mengalaminya tetap diwajibkan sholat, puasa, thawaf, i’tikaf, dan membaca Al-Quran.

Seminar Dihadiri 700 Peserta dari Berbagai Wilayah

Acara yang diikuti oleh 700 perempuan dari Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak ini diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam mempersiapkan generasi perempuan yang tangguh dan berdaya saing untuk mendukung pembangunan bangsa.

admin

LDII PC Soreang turut memasifkan publikasi pemberitaan positif dan nyata seputar LDII sebagai ormas Islam yang hadir di tengah-tengah masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *