Siti Maisuri Tadjuddin Chalid, Satu dari Tiga Guru Besar Baru Fakultas Kedokteran Unhas
Makassar, 20 Desember 2024 — Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Rapat Paripurna Senat Akademik terbatas dalam rangka Penerimaan Jabatan Profesor untuk tiga guru besar baru dari Fakultas Kedokteran.
Acara ini berlangsung di Ruang Senat Akademik Unhas, Lantai 2 Gedung Rektorat, Kampus Tamalanrea, Makassar, Jumat (20/12/2024).
Pengukuhan dihadiri oleh Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., serta ketua, sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, Dewan Profesor, tamu undangan, dan keluarga dari para profesor yang dikukuhkan.
Ketiga profesor baru tersebut adalah Prof. Dr. Andi Dwi Bahagia Febriani, Ph.D., Sp.A(K), yang telah diangkat sebagai Guru Besar di Bidang Neonatologi dengan nomor keanggotaan 539; Prof. Dr. Siti Maisuri Tadjuddin Chalid, Sp.OG, SubSp.KFm, yang merupakan Guru Besar di Bidang Fetomaternal dengan nomor keanggotaan 540; serta Prof. Dr. Sitti Wahyuni Muhadi, Ph.D., Sp.ParK, yang menjabat sebagai Guru Besar di Bidang Imunologi dengan nomor keanggotaan 541.
Dalam sambutannya, Rektor Unhas menyampaikan apresiasi atas pencapaian ini yang menandai peningkatan kualitas pembelajaran di kampus.
“Pengukuhan ini mencerminkan pentingnya keberadaan guru besar dalam memberikan kontribusi strategis melalui kegiatan tridarma untuk kemaslahatan masyarakat. Gagasan dan inovasi yang mereka hasilkan relevan dengan perkembangan zaman,” ujar Prof. Jamaluddin Jompa.
Orasi Ilmiah Para Guru Besar
Sebelum prosesi pengukuhan, masing-masing guru besar menyampaikan pidato ilmiah yang mencerminkan bidang keahliannya:
Prof. Andi Dwi Bahagia Febriani: “Zero Stress di NICU”
Prof. Dwi memaparkan penelitian tentang “Penanganan Bayi Baru Lahir Berbasis Zero Stress di Neonatal Intensive Care Unit (NICU): Upaya dan Tantangan dalam Mengoptimalkan Perkembangan Otak pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.” Ia menyoroti pentingnya masa neonatal sebagai fase krusial dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
“Menciptakan lingkungan NICU dengan stres minimal, seperti pencahayaan lembut, tingkat kebisingan rendah, dan akses bagi orang tua mendampingi bayi, sangat penting untuk mendukung perkembangan otak bayi secara optimal,” jelas Prof. Dwi.
Prof. Siti Maisuri Tadjuddin Chalid: “Fetomaternal”
Dalam orasinya berjudul “Fetomaternal: Menjaga Dua Jiwa dalam Satu Perjalanan,” Prof. Maisuri menjelaskan kedokteran fetomaternal sebagai cabang ilmu yang berfokus pada kesehatan ibu dan janin selama kehamilan hingga persalinan.
Ia menyoroti pentingnya pendekatan multidisiplin dan pemanfaatan teknologi mutakhir, seperti ultrasonografi 3D/4D dan tes genetik non-invasif, untuk menangani kehamilan berisiko tinggi.
“Setiap kehamilan adalah kisah keberanian, harapan, dan tanggung jawab. Menjaga dua jiwa berarti menjaga masa depan,” tegasnya.
Prof. Sitti Wahyuni Muhadi: “Cacing dan Sistem Imun”
Prof. Sitti menyampaikan orasi ilmiah tentang “Pengaruh Cacing pada Sistem Imun: Tantangan dan Peluang dalam Pengembangan Ilmu Kedokteran dan Pelayanan Kesehatan.” Ia memaparkan bagaimana cacing mampu beradaptasi dalam tubuh manusia dan memengaruhi respons imun.
“Cacing tidak hanya menghindari deteksi sistem imun, tetapi juga membuka peluang penelitian untuk pengembangan pengobatan baru di bidang imunologi,” jelas Prof. Sitti.
Harapan Masa Depan
Rektor Unhas menutup acara dengan optimisme bahwa keberadaan para guru besar baru ini akan memperkuat kontribusi Unhas dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan masyarakat, khususnya di bidang kesehatan.
Dengan tambahan tiga guru besar baru, Unhas semakin menunjukkan perannya sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia yang terus menghasilkan inovasi untuk menjawab tantangan zaman.