Berita Baik LDII

Syarat Menjadi Seorang Muthawif, itu Apa Saja?

Syarat Menjadi Seorang Muthawif, itu Apa Saja?—Pertanyaan yang seringkali masyarakat tanyakan khususnya bagi mereka yang menaruh minat yang besar terhadap profesi Muthawif, yaitu sebagai berikut.

Muthawif adalah pemandu ibadah profesional yang membantu jamaah haji dan umrah menjalankan rangkaian ibadah di Tanah Suci dengan aman dan khusyuk.

Tugas muthawif meliputi memberikan panduan ibadah, mendampingi jamaah ke tempat-tempat ibadah, membantu mengatasi permasalahan jamaah, serta menyampaikan informasi terkait sejarah dan budaya Arab.

Apa saja syarat menjadi Muthawif?

Untuk menjadi muthawif, seseorang harus memiliki pengalaman ibadah di Tanah Suci, mampu berbahasa Arab, dan memiliki sertifikasi sebagai pembimbing haji dan umrah.

Seorang muthawif yang baik harus jujur, menghormati orang lain, berkomitmen dalam melayani jamaah, dan tidak bersikap menggurui.

Perbedaan antara muthawif haji dan umrah terletak pada tingkat kompleksitas tugas, dengan muthawif haji menangani tugas yang lebih rumit dibandingkan muthawif umrah.

Persyaratan Menjadi Muthawif
Menjadi muthawif tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, di antaranya:

Pengalaman Pergi ke Tanah Suci
Calon muthawif perlu memiliki pengalaman minimal dua kali melakukan perjalanan ke Tanah Suci. Pengalaman ini penting agar mereka terbiasa dengan jalur perjalanan, mengenal tempat-tempat ibadah, serta memahami hal-hal yang perlu dijelaskan kepada jamaah.

Kemampuan Bahasa Arab
Muthawif juga diharapkan bisa berkomunikasi dalam bahasa Arab, dan kemampuan berbahasa Inggris menjadi nilai tambah. Kedua bahasa ini sering digunakan saat berada di Tanah Suci.

BACA JUGA:  Pengukuhan Pengurus DPD LDII Kabupaten Tangerang: Dorong Peningkatan Kapasitas dan Kontribusi untuk Indonesia Emas 2045

Sertifikasi Pembimbing Haji dan Umrah
Sertifikasi merupakan syarat penting karena materi yang diajarkan dalam pelatihan sertifikasi tidak hanya mencakup aspek ibadah haji, tetapi juga mencakup pengetahuan pendukung seperti psikologi konflik, manajemen, filosofi, dan kepemimpinan.

Karakteristik Muthawif yang Baik
Ada beberapa sikap yang harus dimiliki seorang muthawif dalam menjalankan tugasnya:

Jujur
Kejujuran merupakan sifat penting yang harus dimiliki seorang muthawif karena berpengaruh langsung pada kelancaran ibadah jamaah.

Menghargai Orang Lain
Muthawif harus memiliki sikap menghormati jamaah, mampu menerima perbedaan, dan menghargai perasaan mereka.

Komitmen untuk Hadir
Seorang muthawif harus selalu hadir secara fisik dan mental, siap mendampingi jamaah dalam berbagai situasi, serta menunjukkan dedikasi tinggi.

Tidak Menggurui
Walaupun berperan sebagai pembimbing, muthawif harus tetap rendah hati, tidak merasa paling benar, dan menghargai setiap jamaah.

Pengertian Muthawif
Muthawif adalah pemandu perjalanan profesional yang bertugas membantu jamaah haji dan umrah menjalankan ibadah di Tanah Suci dengan aman dan khusyuk. Muthawif umrah berperan sebagai pendamping jamaah selama melaksanakan ibadah haji dan umrah, dengan tanggung jawab penting dalam memastikan kelancaran ibadah.

Tugas dan Peran Muthawif
Tugas utama muthawif adalah membimbing jamaah dalam menjalankan rangkaian ibadah haji dan umrah yang cukup kompleks. Kehadiran muthawif sangat membantu jamaah agar dapat menjalankan ibadah dengan benar dan menghindari kesalahan.

Mengantar Jamaah ke Lokasi Ibadah
Selain memberikan panduan ibadah, muthawif bertugas mengantar jamaah ke berbagai tempat ibadah yang letaknya tersebar di Tanah Suci. Hal ini bertujuan untuk menghindari kebingungan dan membantu jamaah agar tidak tersesat.

Membantu Menyelesaikan Masalah Jamaah
Di Tanah Suci, muthawif juga berperan sebagai mediator untuk menyelesaikan berbagai masalah yang mungkin timbul, baik antarjamaah maupun masalah lain yang dihadapi selama perjalanan.

BACA JUGA:  Audiensi DPD LDII Sarolangun dengan Kejaksaan Negeri Sarolangun

Memberikan Informasi Sejarah dan Budaya Arab
Muthawif juga bertugas memberikan penjelasan mengenai kisah-kisah para nabi, rasul, dan sejarah Tanah Suci. Ini membantu jamaah lebih memahami nilai spiritual dari perjalanan mereka.

Selain itu, muthawif memberikan informasi mengenai budaya Arab, agar jamaah dapat memahami adat dan kebiasaan setempat, serta menghindari hal-hal yang bertentangan dengan norma budaya Arab.

DPD LDII Blitar pun melaksanakan Manasik Haji dan Umroh di Pondok Pesantren Dahlan Ikhsan. Tujuan dari kegiatan yang diikuti oleh ratusan santri dalam rangka pembinaan agar para santri mampu menjadi muthawif —kelak akan memandu para jemaah haji.

Dari penjabaran mengenai Muthawif ini, kita bisa sama-sama tarik kesimpulan bahwa muthawif memiliki peran yang sangat penting dalam mendampingi jamaah haji dan umrah selama berada di Tanah Suci.

Sebagai pemandu profesional, muthawif tidak hanya bertugas membimbing jamaah dalam melaksanakan rangkaian ibadah dengan benar, tetapi juga membantu dalam aspek logistik, seperti mengantar jamaah ke lokasi-lokasi ibadah dan menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.

Muthawif juga memberikan informasi penting tentang sejarah dan budaya Arab, sehingga jamaah lebih memahami konteks spiritual dan budaya perjalanan mereka.

Untuk menjadi seorang muthawif yang baik, diperlukan pengalaman, kemampuan bahasa, sertifikasi, serta sikap-sikap seperti kejujuran, komitmen, dan rasa hormat terhadap jamaah.

Dengan peran tersebut, muthawif memastikan bahwa ibadah jamaah dapat berjalan dengan lancar, khusyuk, dan sesuai aturan.

admin

LDII PC Soreang turut memasifkan publikasi pemberitaan positif dan nyata seputar LDII sebagai ormas Islam yang hadir di tengah-tengah masyarakat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *